kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DP kredit semakin ketat, penjualan sepeda motor Kawasaki menyusut


Jumat, 12 Juni 2020 / 13:44 WIB
DP kredit semakin ketat, penjualan sepeda motor Kawasaki menyusut


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan sepeda motor PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) tertekan di kuartal II 2020. Salah satu tantangan berasal dari ketatnya pemberian fasilitas kredit sepeda motor oleh perusahaan pembiayaan atau leasing.

Head & Sales Promotion  PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi mengungkapkan, sebelumnya besaran uang muka alias down payment (DP) berkisar minimal 10% untuk pembelian sepeda motor Kawasaki. Kini, besaran minimum DP melesat menjadi sebesar 25%.

Baca Juga: DP kredit makin ketat, AHM pangkas target penjualan motor Honda

Leasing lebih ketat menyusul adanya gelombang PHK atau karyawan yang dirumahkan sementara,” ujar Michael kepada Kontan.co.id pada Jumat (12/6).

Seiring dengan hal ini, volume transaksi penjualan sepeda motor ikut Kawasaki menyusut. Hal ini tercermin dari porsi penjualan melalui skema kredit yang belakangan hanya berkontribusi sebesar 30% dari total penjualan. Sebelumnya, penjualan dengan skema kredit bisa berkontribusi hingga sebesar 50% dari total penjualan sepeda motor Kawasaki.

Di sisi lain, kegiatan operasional diler yang sempat terhenti di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga turut memukul volume penjualan sepeda motor Kawasaki. 

Maklum saja, diler-diler Kawasaki memang memang tidak melakukan kegiatan operasional semasa penerapan PSBB. Pada periode tersebut, kegiatan penjualan sepenuhnya dilakukan secara daring dengan memanfaatkan kanal-kanal digital yang ada. 

Baca Juga: Honda proyeksikan penurunan penjualan motor menjadi 3 juta unit tahun ini

Sayangnya, diakui Michael, upaya yang demikian nampaknya memang belum berhasil mengungkit penjualan secara signifikan. “Kuartal 2 karena mulai diberlakukan PSBB drop jauh karena dealer tidak dapat beroperasi maksimal,” kata Michael. 

Sejauh ini, Michael belum menyebutkan seberapa besar persisnya efek penurunan penjualan yang dimaksud. Ia juga belum membeberkan apakah pihaknya berencana merevisi target penjualan yang telah ditetapkan untuk tahun ini. Yang terang, ia berharap penerapan relaksasi PSBB bisa menjadi momentum untuk menggenjot penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×