kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DTI estimasi ekspor teh tahun 2018 naik menjadi 60.000 ton


Minggu, 18 November 2018 / 14:11 WIB
DTI estimasi ekspor teh tahun 2018 naik menjadi 60.000 ton
ILUSTRASI. Petani Memetik Daun Teh


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Teh Indonesia (DTI) mengestimasi bahwa ekspor teh tahun 2018 akan naik 8,5% menjadi 60.000 ton, dibanding tahun 2017 yakni 54.900 ton.

Dengan produksi teh di Indonesia tahun ini 140.234 ton (estimasi), maka selain memenuhi kebutuhan ekspor, produksi teh juga mencukupi untuk konsumsi teh dalam negeri

“Konsumsi dalam negeri yakni 350 gram per kapita per tahun atau 80.000 ton/tahun dan Tahun 2018 ini ekspor teh ada kenaikan sedikit, dengan estimasi 60.000 ton, artinya mencukupi,” kata Direktur Eksekutif Dewan Teh Indonesia (DTI) Suharyo Husen kepada Kontan.co.id, Sabtu (17/11).

Menurut Ketua Dewan Teh Indonesia Bambang Murtioso faktor kenaikan ekspor ini disebabkan karena pasar tahun ini dinilai lebih menjanjikan dari tahun lalu.

Apalagi saat ini perbaikan mutu kualitas melalui program GPATN (Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional) sudah diberlakukan.

“Berarti pasar menerima ekspor hasil pertanian kita dan juga permintaan teh Indon tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Ini bisa disebabkan karena perbaikan mutu,” ujarnya.

Data Kementerian Pertanian (Kemtan) menyebut bahwa tahun 2016 ekspor teh adalah 51.320 ton atau mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar 54.19 ton. Hanya saja jika dibanding dengan tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami penurunan ekspor.

Pada tahun 2013 ekspor teh adalah 70.840 ton, tahun 2014 adalah 66.400 ton dan pada tahun 2015 adalah 61.920 ton.

Suharyo memprediksikan tahun 2019 ekspor teh tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2018, meski mengalami kenaikan, tidak akan signifikan.

“Prospek ekspor tahun 2019 diperkirakan hampir sama dengan tahun 2018. Mungkin ada kenaikan sedikit tapi tidak tinggi,” ujar Suharyo.

Suharyo juga menyebut bahwa harga teh tahun 2019 akan terkoreksi dengan secara bertahap. Apalagi didukung dengan perbaikan kualitas teh rakyat saat ini yang semakin baik.

“Harga pucuk teh rakyat akan mengalami kenaikan dari rata-rata Rp 1.800 per kg menjadi Rp 2.000 per kg di tahun 2019,” jelasnya.

Perlu tahu, hingga September 2018 tiga negara pengimpor teh lokal tertinggi adalah Rusia, Jerman dan Pakistan. Rusia mengimpor the 504.574 kg, Jerman mengimpor sebanyak 303.800 dan Pakistan mengimpor teh sebanyak 225.420 kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×