Reporter: Herlina KD | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pengadaan impor gula kristal putih (GKP) untuk menambal kebutuhan gula nasional nampaknya masih sulit untuk direalisasikan. Pasalnya, para importir yang melakukan tender gula impor lagi-lagi gagal mendapatkan gula impor. Setelah PT RNI gagal melakukan tender gula impor untuk kedua kalinya, kini giliran PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan PTPN XI yang gagal melakukan tender impor GKP.
Ketua Panitia Tender Gula Impor PTPN XI Ismail mengatakan, seperti tender gula pekan lalu, pada tender kali ini para peserta tidak bisa memenuhi syarat administrasi yang ditentukan. Karenanya, "Akan ada penunjukan langsung yang waktunya akan diberitahukan kemudian," ujarnya saat tender impor gula, Senin (31/1).
Seperti lelang sebelumnya, PTPN X dan PTPN XI masih membuka penawaran yang sama. Untuk PTPN X, ada dua paket penawaran untuk pengadaan impor gula masing-masing sebesar 45.000 ton. Sedangkan PTPN XI, menawarkan 3 paket tender impor gula dengan total volume 23.700 ton. Rinciannya, sebesar paket I untuk Aceh sebesar 5.000 ton, paket II untuk Medan sebesar 15.700 ton dan paket III untuk Pontianak sebanyak 3.000 ton.
Sama halnya PT RNI dan Badan Urusan Logistik (Bulog), setelah gagal mendapatkan gula melalui tender, maka PTPN juga akan melakukan pembelian gula impor dengan penunjukan langsung. Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengatakan saat ini harga gula dunia masih sangat tinggi. "Pada akhir pekan lalu harga gula di bursa London sebesar US$ 814,4 per ton. Harga ini lebih tinggi ketimbang harga gula internasional pada saat tender gula PTPN yang pertama Selasa (25/1) yang ada di US$ 796 per ton," ungkapnya.
Karena harga gula dunia masih cukup tinggi, Adig bilang PTPN juga belum berani melakukan pembelian. "Karena sebagai perusahaan kami juga tidak mau rugi," katanya. Ia bilang, meski harga gula internasional saat ini cukup tinggi, tapi harga lelang gula di pabrik sudah turun.
Saat ini harga gula di tingkat distributor sekitar Rp 9.000 per kg. Sementara, harga lelang gula di tingkat petani ada di kisaran Rp 9.250 - Rp 9.350 per kg. Karena harga di tingkat distributor lebih rendah ketimbang harga lelang gula petani, makanya saat ini sebagian gula itu masih ada di gudang milik pabrik gula. "Gula ini sedikit sulit keluar, karena ada indikasi ada rembesan gula rafinasi di beberapa daerah. Rembesan ini bisa dirasakan meskipun sulit untuk dibuktikan," jelas Adig.
Sayangnya, penurunan harga gula di tingkat distributor ini belum bisa dirasakan di tingkat konsumen. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan harga rata-rata gula di pasar ada di kisaran Rp 11.179 per kg, naik tipis ketimbang Desember lalu yang ada di kisaran Rp 11.158 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News