Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga gula internasional yang masih cukup tinggi saat ini menyulitkan para importir gula untuk melakukan tender gula. Ini pula yang terjadi pada PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI). setelah melakukan dua kali tender pengadaan gula impor, RNI gagal mendapatkan gula impor.
Wakil Ketua Panitia Lelang Impor Gula PT RNI Ananto Widodo mengatakan pada tender kedua yang digelar Jumat (28/1) ini harga yang ditawarkan oleh para peserta tender masih terlalu tinggi. "Lelang tidak diteruskan karena harga yang ditawarkan pada tender kali ini lebih tinggi daripada tender pertama lalu. Dan harga ini masih jauh di atas harga OE (owner estimate) kita," katanya seusai tender gula RNI Jumat (28/1).
Catatan saja, pada tender kedua kali ini ada enam peserta yang ikut yaitu Agro Corp International, ED & F Man, NG Nam Bee, Weetiong dan Louis Dreyfus. Harga terendah yang ditawarkan pada tender kali ini US$ 775 per ton untuk tujuan pelabuhan bongkar Tanjung Priok Jakarta, dan harga tertinggi sebesar US$ 869,28 per ton untuk tujuan pelabuhan Bitung, Manado.
Ia menambahkan, karena sudah dua kali gagal melakukan tender, selanjutnya RNI akan melakukan upaya negosiasi dengan para peserta tender. Negosiasi ini nantinya akan didasarkan pada kedekatan harga penawaran dengan OE, spesifikasi gula, dan pelabuhan pengiriman yang dibutuhkan oleh RNI.
Langkah negosiasi ini akan dilakukan pada Rabu (2/2) pekan depan. Ananto juga bilang, sebenarnya berdasarkan SOP (Standard Operating Procedure) maka RNI berhak melakukan pembelian langsung. Tapi, pekan depan RNI tetap akan melakukan negosiasi untuk mendapatkan harga gula yang sesuai dengan OE.
Sebelumnya, Deputi Direktur Pengembangan Bisnis RNI Agung P. Murdanoto mengatakan sesuai dengan alokasi yang diberikan oleh pemerintah, RNI akan mengimpor gula sebanyak 50.000 ton. Rinciannya, sebanyak 5.000 ton untuk kebutuhan gula di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), sebanyak 11.500 ton untuk di Jakarta, sebanyak 5.000 ton untuk alokasi di Semarang, sebanyak 7.000 ton di Manado, dan sebanyak 21.500 ton untuk di Makassar.
Gagal tender gula ini tak hanya dialami oleh RNI. Sebelumnya, PTPN yang menggelar tender impor gula pada Selasa (25/1) lalu juga menggelar tender gula impor. Sayangnya, dalam tender kali ini PTPN juga gagal mendapatkan hasilnya. Pekan lalu, Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengatakan PTPN menggelar tender gula impor. "Gula yang ditenderkan 23.700 ton dari kuota impor kita yang sebesar 90.000 ton," ujarnya kepada KONTAN Selasa (25/1).
Sayangnya, tender yang digelar ini tidak menghasilkan kesepakatan karena peserta tender tidak mampu memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Alhasil, kata Adig tender gula impor yang dilakukan hari ini batal. "Tender akan diulangi pada 31 Januari mendatang," jelasnya.
Dengan gagalnya tender gula impor ini, maka hingga saat ini baru Perum Bulog dan PT PPI yang sudah mendapatkan gula impor.
Bulog sudah menandatangani kontrak impor gula sebanyak 20.000 ton ditargetkan akan masuk ke Indonesia pada Februari nanti. Sedangkan PT PPI, saat ini sudah mulai merealisasikan impor GKP.
Beberapa waktu lalu Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan dari enam importir yang diberi izin impor, saat ini baru PT PPI yang mulai merealisasikan impornya.
Deddy bilang, saat ini PPI telah memiliki kontrak gula impor sebanyak 30.000 ton dengan Thailand dan India. Dari jumlah itu, Deddy bilang, sampai akhir Januari ini, PPI akan merealisasikan impor gula sebanyak 6.000 ton. "Sampai akhir Februari realisasinya sebanyak30.000 ton," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News