kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh! Tarif KRL Commuter Line naik mulai Oktober


Kamis, 30 Agustus 2012 / 14:35 WIB
Duh! Tarif KRL Commuter Line naik mulai Oktober
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BRI Tangerang Selatan, Jumat (23/10). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/10/2020.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line mulai 1 Oktober akan menaikkan tarifnya Rp 2.000 dari tarif yang ada saat ini. Kebijakan ini diambil untuk meningkatakan pelayanan serta karena adanya penambahan jumlah armada KRL Commuter Line.

Hal tersebut disampaikan Makmur Syaheran, Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek, (PT KCJ) saat dihubungi di Jakarta. "Yang dinaikan itu Commuter Line, kereta AC yang tidak ada subsidinya dari Pemerintah,” kata Makmur, kepada Kompas.com, Kamis (30/8/2012) siang.

Makmur memberi contoh, sekarang ini tarif KRL Commuter Line dari Bogor-Jakarta adalah Rp 7.000 rupiah, maka mulai pada 1 Oktober 2012 nanti, tari baru yang akan berlaku adalah Rp 9.000 rupiah.

Contoh lain yakni untuk tarif dari Depok-Jakarta, yang saat ini Rp 6.000 rupiah, akan menjadi Rp 8.000 rupiah. "Kami harus melakukan perbaikan sana-sini, dan itu demi pelayanan kepada penumpang, untuk keandalan. Karena penumpangnya juga naik," ujar Makmur.

Menurut Makmur, kenaikan itu berlaku di seluruh wilayah Jabodetabek yang dilayani KRL Commuter Line. Untuk saat ini, pihaknya sudah menambah 64% jumlah armada kereta untuk melayani seluruh wilayah Jabodetabek.

Sejak akhir tahun 2008, pihaknya memiliki 386 unit armada kereta AC Commuter Line. Dan sampai tahun 2011 kemarin, pihak PT KCJ yang merupakan anak perusahaan PT KAI (Persero) sudah menambah lagi 248 unit armada.

"Jadi terakhir sudah ada 634 unit. Tahun ini kami mau menambah 90 unit lagi, dan sudah tiba 30 unit, sisanya nanti akan menyusul," kata Makmur.

Mengenai pertimbangan besaran kenaikan sebesar Rp 2.000 rupiah, Makmur mengatakan hal itu berdasarkan pertimbangan biaya operasionalnya. Pihaknya selaku operator masih mempunyai keluasaan (menentukan tarif), dengan cara perhitungnya benar.

"Kami diperbolehkan (naik tarif) dengan angka segitu (Rp 2.000). Sementara itu, membeli armada juga kan butuh tambahan dana, tiga tahun terakhir kami tidak ada kenaikan tarif kan, itulah yang ideal yang kita terapkan agar pengoperasian KRL Commuter Line ini bisa lebih baik," ujarnya.. (Robertus Belarminus/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×