kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dumping PET Kerek Harga Jual Makanan


Kamis, 26 September 2013 / 07:15 WIB
Dumping PET Kerek Harga Jual Makanan
ILUSTRASI. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Substrat untuk Akuarium


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Pengguna produk kemasan polyethelene terephalate (PET) yang tergabung dalam lintas asosiasi industri makanan dan minuman tengah cemas menunggu hasil investigasi dugaan dumping produk PET. Sebab, jika permohonan ini dikabulkan, harga makanan dan minuman bakal terkerek 10%-15%.

Juru bicara Lintas Asosiasi Makanan dan Minuman Franky Sibarani bilang, lesunya ekonomi nasional sudah memukul kinerja industri makanan dan minuman karena permintaan turun. Bahkan, "Saat puasa dan lebaran, biasanya permintaan naik 20%-30%, tapi tahun ini permintaan saat lebaran hanya naik 10%," ujarnya, Rabu (25/9).

Padahal, sebelumnya akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, produsen makanan dan minuman sudah mengerek harga jual hingga 20%.

Jika produk kemasan impor dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), industri makanan dan minuman makin terpukul. Maklum, selama ini biaya kemasan mengkontribusi sekitar 18% hingga 45% dari total ongkos produksi.

Franky bilang untuk mencegah kenaikan harga akibat penerapan BMAD PET, kini lintas asosiasi industri makanan dan minuman tengah berjuang untuk menolak investigasi dumping PET.

Catatan saja, pada Juni 2012 Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) menerima permohonan anti dumping PET dari Korea, China, Singapura, dan Taiwan. Permohonan ini diajukan oleh PT Indorama Synthetics Tbk, PT Indorama Ventures Indonesia, dan PT Polypet Karyapersada yang ketiganya merupakan bagian dari Indorama Group. Menurut jadwal, investigasi ini akan selesai pada Desember 2013. Selain group Indorama yang menguasai 63% produksi PET domestik, ada dua produsen PET lainnya di Indonesia yakni Mitsubishi Chemical CL, dan Petnesia Resindo.

Rahmat Hidayat, Komite Kebijakan Umum Gabungan Penguasaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) bilang, selama ini pasokan PET di pasar domestik hanya 167.000 ton per tahun. Padahal, kebutuhan PET untuk industri makanan dan minuman mencapai 177.000 ton per tahun. Alhasil, Indonesia masih harus mengimpor 10.000 ton PET per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×