kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.254   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.005   61,45   0,88%
  • KOMPAS100 1.020   9,19   0,91%
  • LQ45 779   10,37   1,35%
  • ISSI 230   -0,09   -0,04%
  • IDX30 401   6,24   1,58%
  • IDXHIDIV20 465   9,72   2,14%
  • IDX80 115   1,11   0,98%
  • IDXV30 116   1,36   1,19%
  • IDXQ30 129   1,78   1,39%

Ini Strategi KIJA, SSIA dan DILD Tarik Investasi Kawasan Industri di Semester II-2025


Kamis, 10 Juli 2025 / 11:32 WIB
Ini Strategi KIJA, SSIA dan DILD Tarik Investasi Kawasan Industri di Semester II-2025
ILUSTRASI. Sejumlah emiten memasang strategi untuk menarik investasi di kawasan industri. Pengembang melirik peluang relokasi investasi ke Indonesia.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten memasang strategi untuk menarik investasi di kawasan industri. Di tengah tantangan makro ekonomi dan geopolitik, para pengembang melirik peluang dari relokasi investasi beberapa negara ke Indonesia.

Chairman & Founder PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Setyono Djuandi Darmono optimistis terhadap outlook kawasan industri pada semester II-2025. Prospek bisnis kawasan industri bakal didorong oleh tren relokasi industri dan permintaan dari investor global, khususnya Asia.

Dalam upaya menangkap peluang tersebut, KIJA memasang strategi yang mencakup percepatan konversi penjualan, penguatan infrastruktur dan utilitas, serta pengembangan zona baru untuk sektor kesehatan, pendidikan dan pariwisata.

Baca Juga: Simak Strategi Jababeka (KIJA) Hadapi Tantangan Pasar di Semester II 2025

"Kami juga mulai melihat minat dari sektor non-tradisional seperti kesehatan dan pendidikan, seiring arah pengembangan kawasan yang lebih inklusif dan berorientasi masa depan," kata Darmono saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/7).

Darmono sebelumnya menyampaikan pada tahun ini sejumlah perusahaan dari China, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan menunjukkan ketertarikan baik di Cikarang maupun Kendal Industrial Park. Selain itu, beberapa perusahaan teknologi dan logistik dari Eropa serta Amerika Serikat juga menjajaki kemungkinan untuk berinvestasi di kawasan KIJA.

Terutama perusahaan-perusahaan yang tertarik pada konsep green industrial city dan ekosistem edukasi-industrial yang terintegrasi. " Jababeka bertransformasi menjadi kawasan industri generasi baru yang tidak hanya fokus pada manufaktur, tetapi juga menciptakan ekosistem kehidupan dan inovasi," ungkap Darmono.

KIJA pun mengucurkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk menangkap peluang tersebut. Darmono bilang, KIJA mulai mengalokasikan capex untuk pengembangan awal fasilitas sektor pendidikan, layanan kesehatan, dan hospitality sebagai bagian dari strategi diversifikasi kawasan.

Secara keseluruhan, KIJA sudah merealisasikan capex sekitar Rp 200 miliar pada kuartal I-2025. Realisasi capex tersebut difokuskan pada pengembangan infrastruktur dasar dan fasilitas pendukung tenant.

Dihubungi terpisah, Vice President of Investor Relations & Sustainability PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) Erlin Budiman mengungkapkan penjualan lahan industri SSIA selama paruh pertama 2025 masih on track dari target. Namun, Erlin belum merinci capaian terkini SSIA.

Baca Juga: Pendapatan Surya Semesta Internusa (SSIA) Kuartal I Ditopang Bisnis Konstruksi

Erlin hanya memberikan gambaran bahwa Subang Smartpolitan berhasil mencatatkan penjualan sebesar 8,3 hektare dari salah satu prospek klien SSIA. Pembeli ini berasal dari industri tekstil yang berasal dari China.

Erlin optimistis peluang bagi pertumbuhan bisnis kawasan indutri di Indonesia masih terbuka, termasuk di kawasan Subang Smartpolitan yang menjadi andalan SSIA. Erlin menyoroti konektivitas menjadi faktor penting, salah satunya akses strategis off ramp sementara melalui dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Akses ini nantinya bisa membuat mobilitas yang lebih cepat, sembari menunggu interchange dan exit tol yang akan selesai pada akhir 2026. "Kami melihat konektivitas menjadi kunci utama untuk membangun sinergitas untuk pembanguan ekonomi nasional," kata Erlin.

Pada periode kuartal I-2025, SSIA telah menggelontorkan capex sebesar Rp 464 miliar. Penggunaan capex SSIA didominasi oleh akuisisi lahan serta pengembangan infrastruktur dari Subang Smartpolitan serta biaya renovasi untuk Paradisus by Melia di Bali.

Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) tak ketinggalan untuk menggali potensi cuan dari segmen bisnis kawasan industri. Berkaca dari kinerja tahun lalu, DILD meraup pendapatan usaha sebesar Rp 638,3 miliar dari segmen kawasan industri, atau mencapai sekitar 25,5% dari total pendapatan usaha DILD senilai Rp 2,5 triliun.

Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi mengamini segmen kawasan industri terus menunjukkan kinerja yang solid dan menjadi salah satu portofolio andalan Intiland. Prospek kawasan industri didorong oleh kebutuhan industri. Terutama di tengah upaya pemerintah mendorong hilirisasi industri, penguatan rantai pasok domestik, serta pertumbuhan investasi manufaktur dan logistik.

"Kami memproyeksikan segmen kawasan industri masih tumbuh dengan adanya tren peningkatan permintaan lahan industri seiring dengan pertumbuhan investasi di sektor manufaktur dan logistik," kata Theresia.

Theresia meyakini bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri regional. Hanya saja, Indonesia harus memastikan daya saing tetap unggul dibandingkan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand yang juga agresif menarik investasi. 

"Oleh karena itu, kawasan industri tidak hanya harus menawarkan lokasi strategis. Tetapi juga infrastruktur yang andal, layanan yang terintegrasi, dan lingkungan usaha yang kondusif," tandas Theresia.

Selanjutnya: Promo PSM Alfamart 8-15 Juli 2025, Beli Deterjen Daia dan Pantene Lebih Hemat

Menarik Dibaca: Promo Bakpia Tugu Jogja x BCA sampai 13 Juli: Ada Potongan Rp 15.000, Cek Outletnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×