kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

E-Commerce, bayi mungil yang bakal jadi raksasa.


Senin, 23 November 2015 / 02:12 WIB
E-Commerce, bayi mungil yang bakal jadi raksasa.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. Tak ada kata terlambat untuk melahirkan bisnis perdagangan online di Indonesia. Pasalnya, masa depan perdagangan bisa jadi melalui online dan orang mengurangi pergi ke pasar atau toko.

Masyarakat mulai  tertarik memanfaatkan teknologi untuk membeli baju, sepatu, makanan hingga motor menggunakan gadget mereka.

Transaksi perdagangan online diprediksi mencapai US$ 4,49 miliar pada tahun 2016 atau naik 149% dibandingkan transaksi US$ 1,8 miliar pada tahun 2013.

Transaksi melalui online ini telah mengambil 0,82% terhadap kue transaksi ritel offline yang akan mencapai US$ 543,07 miliar pada tahun mendatang.

Daniel Tumiwa, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), berpendapat, pekerjaan rumah (PR) pemerintah adalah memberikan "makanan" berupa peraturan yang mendukung kelangsung hidup perdagangan online yang masih bayi ini.

Misalnya, aturan yang melindungi bisnis e-commerce dan marketplace lokal dari kedatangan e-commecer raksasa dari luar negeri seperti alibaba.com dan amazon.com

Selain itu, perdagangan online ibarat seorang bayi ini membutuhkan seorang ibu yang memiliki uang banyak untuk meningkatkan bisnis mereka.

Oleh karena itu, e-commerce dan marketplace sangat menanti rencana pemerintah yang ingin membuka pintu bagi investor asing masuk ke bisnis mereka untuk memperkuat bisnis.

“Modal yang kuat akan menjaga pertumbuhan bisnis e-commerce atau marketplace,” katanya, kepada KONTAN, Minggu (22/11).

Nah, pemodal-pemodal ini banyak yang berasal dari luar negeri, dibandingkan dari dalam negeri.

Investor yang masuk ke e-commerce dan marketplace tidak akan sepusing masuk ke ritel offline.

Pasalnya, investor tidak perlu memikirkan infrastruktur atau kontruksinya, sebab pembangunan ritel online lebih menggunakan teknologi, apalagi pemerintah tengah fokus mengembangkan jaringan internet ke berbagai daerah.

Bagi pendatang baru yang ingin mendirikan perdagangan online harus lebih teliti mencari celah bisnis. Sebab  e-commerce dan marketplace semakin membanjir di Indonesia sehingga persaingan di dalam negeri pun semakin ketat.

Yang jelas, Anda harus menjadi raksasa untuk mengejar mataharimall.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×