Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Dari sisi cakupan wilayah, dalam perkembangannya bisnis digital pun tak lagi hanya berkembang di Jabodetabek dan kota-kota besar, tapi juga menyebar ke wilayah lainnya. Seiring dengan pemerataan akses internet, ke depan ekonomi digital juga bakal tumbuh di wilayah Indonesia Timur.
"Karena pembatasan sosial berskala besar selama 2020, baik konsumen maupun produsen yang sebelumnya melakukan aktivitas ekonomi secara tradisional juga beralih ke ekonomi digital dan ini jumlahnya besar," kata Taufiq.
Alhasil, semakin banyak UMKM dan ritel yang memanfaatkan e-commerce sebagai ujung tombak penjualan. Hal itu pun menjadikan e-commerce sebagai penyumbang terbesar bagi ekonomi digital di Indonesia.
Tapi, selama tahun lalu potensi sektor lainnya seperti pendidikan (edu-tech) dan kesehatan (healt-tech) semakin menggeliat dan diprediksi akan terus bertumbuh. "Jadi ke depan nanti kontributor ekonomi digital makin bervariasi," sambung Taufiq.
Meski dari sisi size maupun growth e-commerce masih mendominasi, tambah dia, potensi investasi juga ada di sektor telekomunikasi, pergudangan dan logistik. "Di Q4 2020 realisasi FDI di sektor ini yang paling besar dan ini ke depan bisa dimanfaatkan," jelas Taufiq.
Lalu, dari sisi ruang untuk bertumbuh, layanan keuangan (financial service) juga menjadi sektor yang sangat potensial. Meski dengan catatan, tingkat literasi keuangan masyarakat yang saat ini cenderung masih rendah, harus terus ditingkatkan. Regulasi dan sosialisasi pemerintah akan menentukan perkembangan sektor ini.
"Tidak hanya dimanfaatkan untuk payment, lending, funding saja, tapi juga untuk investing, insurance, dan remittance juga masih sangat terbuka," terang Taufiq.
Selanjutnya: Tokopedia dan Gojek merger, pengamat: Ini akan menjadi potensi bisnis yang besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News