Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepergian taipan bisnis Eka Tjipta, tak hanya meninggalkan aset dan kekayaan saja namun juga semangat dan nilai-nilai dalam berbisnis bagi generasi selanjutnya. Sudah tugas manajemen di generasi saat ini meneruskan warisan group usahanya yang mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kini sebagai sebuah brand, Sinar Mas menaungi sejumlah perusahaan dengan nilai korporasi dan sejarah yang sama. Namun kata Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas dalam keterangan tertulis (27/1), mengatakan bahwa masing-masing dari mereka independen dengan manajemen tersendiri.
Tercatat beberapa emiten yang melantai di bursa efek adalah milik grup raksasa bisnis ini, meliputi PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk (SMAR), PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan persepsi investor terhadap grup ini sangat positif. "Istilahnya kalau bisa dibilang (Sinar Mas) bukan tipe perusahaan yang neko-neko," sebutnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/1).
Hal tersebut didasari oleh karakter berbisnis grup ini, jika Reza membandingkan dengan beberapa emiten yang acapkali right issue, bolak-balik restrukturasi utang dan tak kunjung pulih dan berkembang. Sinar Mas dinilai sangat jarang melakukan aksi korporasi semacam itu.
"Mereka lebih concern itu pengembangan bisnis dan perbaikan fundamental," kata Reza. Sehingga bertumbuhnya bertahap namun sustain untuk jangka panjang.
Hampir semua emiten milik Sinar Mas dinilai cukup prospektif, sebut saja PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang menurut Reza nama besar Sinar Mas identik dengan bisnis properti ini. Ia menilai positif lantaran progesifitas bisnis dan ketersediaan landbanknya yang memadai serta besar.
Seperti yang diketahui BSDE memang menggelontorkan capex sekitar Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun di tahun kemarin guna mendanai ekspansi salah satunya dengan peluncuran sejumlah kluster baru.
Sekadar informasi, raihan marketing sales BSDE sebesar Rp 5,38 triliun per 30 September 2018 atau meningkat 12% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,80 triliun.
Lebih lanjut Reza menjabarkan, Lama kelamaan grup ini terus mengembangkan usahanya dengan pesat dan merangsek ke sektor finance, asuransi serta perbankan. Seperti PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), mengutip laporan keuangan yang terakhir, laba perusahaan tersebut naik 33% yoy menjadi Rp 256 miliar, hal ini ditopang pendapatan bunga bersih yang naik 19,5% yoy menjadi Rp 1,7 triliun.
Menurut Reza dari sisi bisnis banyak unit usaha grup yang nyatanya berkembang sangat pesat. "Misalnya di Industri kertas yang berkembang dan mempunyai pangsa pasar besar," terangnya.
Salah satu emiten kertas Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) memang membukukan kinerja yang ciamik, sampai kuartal tiga tahun lalu saja pendapatan bersih produsen kertas ini meningkat 11,06% menjadi US$ 2,51 miliar dari sebelumnya US$ 2,26 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun harapan Reza, generasi selanjutnya dari Sinar Mas mampu meneruskan pertumbuhan yang berkelanjutan dan tak lupa untuk beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman. "Harus berinovasi terutama pengembangan teknologi dan produk yang cukup diminati masyarakat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News