kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi digital bisa menopang pertumbuhan ekonomi


Selasa, 14 November 2017 / 14:41 WIB
Ekonomi digital bisa menopang pertumbuhan ekonomi


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi digital berpeluang membawa sektor ini menjadi salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi indonesia di tahun 2018. Indonesia menjadi sebuah negara yang memiliki fondasi kuat untuk pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.

Indonesia memiliki populasi lebih dari 262 juta jiwa pada tahun 2016. Dari total populasi, sekitar 51% atau 132,7 juta di antaranya adalah pengguna internet, 40% atau 106 juta adalah pengguna media sosial, dan 35% atau 92 juta adalah pengguna handphone aktif.

Pada tahun 2016. Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA) mencatat, sebanyak  24,74 juta orang Indonesia membeli produk secara online (e-commerce buyers) atau 9% dari total populasi. Pada tahun 2017, transaksi e-commerce diperkirakan akan meningkat 30% hingga 50% dari jumlah transaksi total sebesar US$ 5,6 juta di tahun 2016.

Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB Indonesia mengatakan, tumbuhnya era ekonomi digital, ditambah dengan pertumbuhan kelas menengah memberikan dorongan yang lebih kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Ekonomi digital diperkirakan akan terus menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia ke depan," kata Enrico di Jakarta, Selasa (14/11).

Pemerintah lndonesia memperkirakan kontribusi e-commerce pada PDB adalah sebesar 10% pada tahun 2020. Seiring dengan target untuk memposisikan lndonesia sebagai pusat e-commerce di ASEAN. Hal ini terdapat dalam peta jalan (road map) di pakai kebijakan reformasi ekonomi XIV yang diluncurkan pada 10 November 2016.

Daniel Tumiwa, Anggota Dewan Penasihat Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) menyatakan, pemerintah juga harus adil dalam menerapkan peraturan pajak bagi e-commerce. Pasalnya, e-commerce dapat menjadi sumber pendapatan negara yang potensial. "Bukan hanya pemain lokal, tetapi pemain asing juga harus dikenai pajak. Kalau hanya lokal, itu bisa mematikan pemain dalam negeri," kata Daniel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×