kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi Global Lesu, Permintaan Ekspor Industri TPT Turun


Jumat, 21 Oktober 2022 / 18:54 WIB
Ekonomi Global Lesu, Permintaan Ekspor Industri TPT Turun
ILUSTRASI. Tekanan ekonomi global membuat permintaan ekspor industri TPT menurun.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri sedang tidak baik-baik saja. Tekanan perekonomian global yang terjadi belakangan ini membuat pasar ekspor industri TPT Tanah Air terkontraksi.

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno mengatakan, resesi ekonomi yang terjadi di beberapa negara tujuan ekspor, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat para buyer membatalkan dan juga mengurangi volume order produk mereka. Ini membuat tren permintaan ekspor industri TPT melemah.

Tidak hanya dihadapi oleh penurunan kinerja ekspor, kondisi pasar domestik juga tak sama baiknya. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta gempuran produk tekstil impor yang masih membanjiri pasar lokal, membuat permintaan TPT dalam negeri semakin menurun.

"Permintaan tekstil dalam negeri menurun banyak sebab di samping daya beli yang anjlok serta banjirnya impor, baik resmi maupun selundupan," kata Benny kepada Kontan.co.id, Jumat (21/10).

Baca Juga: Industri Tekstil dan Garmen Melemah, APSyFI Minta Pemerintah Turun Tangan

Apindo menilai apabila situasi ini berlanjut hingga tahun depan, kinerja industri TPT akan semakin menurun. Sehingga potensi PHK karyawan pun dapat menjadi opsi yang tidak terhindarkan untuk terjadi di kemudian hari.

Untuk menghadapi kondisi menantang ini, Apindo menyarankan para pengusaha tekstil dan garmen untuk melakukan penyesuaian biaya produksi dengan permintaan atau order yang diterima.

"Untuk pemerintah, program restrukturisasi perusahaan tekstil dan garmen agar diperpanjang, jangan di hentikan. Sebab industri tekstil dan garmen ada dua muatan utama, yakni lapangan kerja yang banyak (padat karya) dan pendulang devisa per tahunnya di atas US$ 10 miliar," tandas Benny.

Baca Juga: Pelaku Industri TPT Bakal Diuntungkan oleh Kebijakan Seragam Sekolah Terbaru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×