Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk bakal meninjau kembali anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Keputusan ini diambil menimbang adanya potensi resesi ekonomi global serta tantangan-tantangan lain seperti penurunan harga minyak kepala sawit alias crude palm oil (CPO) pasca merebaknya pandemi corona (covid-19).
Sedikit informasi, sebelumnya emiten perkebunan yang memiliki kode saham ANJT ini berencana menganggarkan capex sebesar Rp 600 miliar dari kas internal dan juga pendanaan eksternal untuk tahun ini.
Baca Juga: Laba Adhi Karya (ADHI) di kuartal I 2020 turun, meski pendapatan meningkat
Mengacu kepada rencana awal, mulanya sebagian besar capex hendak dialokasikan untuk membiayai pemeliharaan tanaman muda yang belum menghasilkan, serta membangun lini kedua pabrik kelapa sawit (PKS) di Ketapang.
Lucas tidak merinci berapa besaran revisi capex yang bakal dilakukan setelah menimbang risiko bisnis di kuartal II dan seterusnya. Yang terang, ia mengungkapkan bahwa ANJT akan mengubah rencana alokasi penggunaan capex.
“Program capex yang tetap akan dilaksanakan pada 2020 adalah penyelesaian lini kedua pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dari 45 ton per jam menjadi 90 ton per jam serta penyelesaian fasilitas pengolahan sayuran beku di Jawa Timur,” kata Lucas kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Selain memengaruhi rencana bisnis, kondisi ketidakpastian yang diakibatkan oleh pandemi beserta tantangan-tantangan lainnya juga diperkirakan akan memengaruhi kinerja pendapatan ANJT di sembilan bulan terakhir tahun 2020.
Baca Juga: Kenaikan harga CPO dan PK kerek kinerja Austindo Nusantara Jaya (ANJT) di kuartal I
Akibatnya, prospek pendapatan hingga akhir tahun menjadi sulit diprediksi. Namun demikian, ANJT berharap volume penjualan dan produksi CPO tahun ini bisa menyerupai volume di tahun 2019.
Asal tahu saja, volume produksi CPO ANJT di sepanjang tahun 2019 tercatat sebesar 240.844 metrik ton (mt). Sementara itu, volume penjualannya mencapai sebesar 239.800 mt dan 52.115 mt.
Hingga 31 Maret 2020 lalu, realisasi produksi CPO ANJT sudah mencapai 51.811 mt. Sementara itu, jumlah volume CPO yang sudah terjual adalah sebesar 49.400 mt.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, Bukit Asam (PTBA) bakal revisi capex tahun ini
ANJT berharap, perkebunan ANJT di Papua Barat yang sudah mulai produksi komersial di kuartal I 2020 akan turut berkontribusi menunjang pencapaian target volume produksi dan penjualan yang ingin dikejar hingga tutup tahun. Kontribusi tambahan tersebut tentunya akan diiringi dengan strategi ANJT untuk meningkatkan penjualan.
“Agar tetap mencapai target volume penjualan, kami fokus pada kualitas CPO yang dihasilkan agar tetap memenuhi harapan pembeli, terutama di sektor minyak sayur untuk kebutuhan konsumsi (food grade),” timpal Lucas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News