Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Holding BUMN Pertambangan yakni PT Bukit Asam (PTBA) meyakini akan terus melakukan ekspansinya dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), baik dari PTBA sendiri maupun mengakuisisi pembangkit listrik milik anggota holding lainnya.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menyatakan bahwa untuk pengembangan listrik yang pertama, saat ini pihaknya sudah melakukan perjanjian jual beli listrik (Power Purchasment Agreement/PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk PLTU mulut tambang Sumsel 8 dengan kapasitas 2 x 620 Megawatt (MW).
"Konstruksi akan kita mulai sekitar awal tahun depan. Paling telat bulan ketiga," ungkapnya kepada KONTAN, Minggu (3/12).
Tidak hanya itu, untuk tahun depan, ekspansi yang akan dilakukan yaitu berkenaan dengan PLTU milik PT Aneka Tambang (Antam) yang akan diambil alih oleh PTBA untuk mendukung kebutuhan listrik fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Halmahera Timur (Haltim) dengan kapasitas 100 MW - 120 MW.
"Kemudian rencana untuk mengakusisi beberapa PLTU milik Antam lain agar lebih optimal. Sehingga dapat menghasilkan energi lebih murah buat Antam," terangnya. Sayangnya Arviyan belum bisa menyebutkan berapa MW lagi pembangkit Antam yang akan diakuisisi.
Selain Antam, kata Arviyan, pihaknya juga akan melakukan kerjasama dengan induk Holding BUMN Pertambangan yaitu PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dengan kapasitas 350 MW. Hal itu dilakukan karena PTBA memiliki kekurangan logistik sebagai bahan baku utama pembangunan pembangkit.
"Ini masih dalam studi kita. Tujuan utamanya juga untuk meningkatkan kapasitas penjualan kita," jelasnya.
Dengan adanya ekspansi itu, sekiranya produksi batubara PTBA belum akan berubah dari tahun ini yang ditargetkan sekitar 23 juta ton - 24 juta ton. Arviyan berasumsi bahwa tidak berubahnya produksi lantaran kebutuhan batubara untuk pembangkit masih belum jor-joran karena tahun 2018 infrastruktur pembangkit listrik masih belum selesai. Begitu juga dengan megaproyek ketenagalistrikan 35.000 MW yang baru akan COD tahun 2019.
"Mungkin kita masih mengandalkan kemampuan peningkatan eksisting yang ada sekarang. Kita harapkan bisa meningkat 20% dari sekarang," jelasnya
Menurut Arviyan, ekspansi ini akan memakan biaya yang amat besar. Makanya, PTBA menyiapkan capital expenditur (capex) tahun depan mencapai Rp 4 triliun - Rp 5 triliun. Adapun capex itu disiapkan dari kas internal PTBA, juga pinjaman dari perbankan.
"Juga sumber-sumber lain yang kita anggap layak," ujarnya.
Selain ekspansi dibidang listrik, PTBA juga sedang menjalin studi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam pembangunan infrastruktur untuk sarana kereta api. Dan, terakhir berkenaan dengan hilirisasi batubara untuk membuat downstream.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa terealisasi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News