kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi TE Asia Healthcare pertimbangkan defisit dokter dan tenaga ahli


Kamis, 31 Januari 2019 / 18:51 WIB
Ekspansi TE Asia Healthcare pertimbangkan defisit dokter dan tenaga ahli


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. TE Asia Healthcare perusahaan private investment di sektor kesehatan menyampaikan komitmennya untuk membangun lebih banyak klinik dan medical center di Indonesia. Namun rencana tersebut tidak begitu mudah, karena perusahaan harus menyiapkan dokter dan tenaga ahli yang handal untuk mendukung ekspansinya.

Aik Meng Eng, CEO TE Asia Healthcare Partners menyampaikan saat ini ketersediaan dokter ahli onkologi masih belum banyak. Belum lagi ekosistem yang dibutuhkan mulai dari radiografer, radiologis hingga perawat yang paham kebutuhan pasien. Apalagi di medical center miliknya dokter harus selalu ada untuk melayani pasien.

“Di kami itu semua one stop, kami yakinkan pasien bahwa semua tenaga kesehatan tersertifikasi, trainging di Hongkong, Malaysia, Singapura dan Jakarta. Itu kami gunakan perawat tersertifikasi juga sehingga kualitas terjaga,” ujarnya saat media visit ke Kantor Kontan.co.id, Kamis (31/1).

Ia menyampaikan pada tahun ini perusahaan akan membuka satu Klinik atau Medical Center baru di Jakarta. Sedangkan untuk jangka menengah, perusahaan berharap bisa memiliki 8 klinik hingga 10 klinik, oleh karena itu dibutuhkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jika sumber daya yang ada cukup baik, dirinya bersiap untuk membangun 100 medical center di Indonesia.

“Kami tidak ada persoalan mengenai pendanaan, kami ada funding yang kuat. Kami justru berpikir dari sisi support-nya seperti dokter, ahli fisika, tenaga ahli dan pendukung lainnya,” lanjutnya.

Asal tahu saja, TE Asia Healthcare mendapat pendanaan dari TPG Capital untuk ekspansi bisnis. Untuk pembangunan satu Cancer Centre di sebuah Rumah Sakit saja, perusahaan membutuhkan investasi mencapai US$ 10,5 juta. Jumlah tersebut paling besar porsinya untuk pembelian mesin Linear Accelerator dan PET-CT serta Mini Cyclotron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×