kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor anoda slime bebas bea keluar


Jumat, 17 Januari 2014 / 17:13 WIB
Ekspor anoda slime bebas bea keluar
ILUSTRASI. Manfaat Labu Siam yang Sangat Baik untuk Kesehatan


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Meskipun bukan tergolong bahan tambang hasil pemurnian, lumpur anoda atawa anoda slime tidak dikenakan bea keluar progresif sebagaimana produk mineral olahan tanpa pemurnian alias konsentrat. Sebab, produk tersebut merupakan hasil industri dari sisa hasil pengolahan konsentrat tembaga.

R Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, produk yang dikenakan bea keluar progresif hanyalah hasil produksi tambang yang telah diolah di dalam negeri. "Anoda slime tetap bisa diekspor tanpa pungutan bea keluar," kata dia, Jumat (17/1).

Anode slime merupakan produk samping yang dihasilkan dari proses pemurnian konsentrat tembaga. Produk tersebut merupakan bahan baku yang dapat diproses lebih lanjut menjadi dore dan kemudian diproses lebih jauh lagi untuk dijadikan produk akhir berupa logam mulia, emas dan perak. Hingga sekarang ini, yang baru terbangun di Indonesia hanyalah pabrik pengolahan dore menjadi logam mulia milik PT Aneka Tambang Tbk.

Namun, nantinya setelah ada pabrik pengolahan anoda slime di Tanah Air, pemerintah tentu akan melarang ekspor produk tersebut. Beberapa perusahaan yang berencana membanggun pabrik anoda slime di antaranya, PT Aneka Tambang, PT Nusantara Smelting, serta PT Indosmelt.

Selama ini, penghasil anoda slime di Indonesia hanyalah PT Smelting, di Gresik Jawa Timur dengan produksi mencapai 1.000 ton hingga 1.200 ton per tahun. Perusahaan asal Jepang tersebut menerima pasokan bahan baku 1 juta ton konsentrat per tahun dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara, dua perusahaan pemegang konsesi kontrak karya (KK) komoditas tembaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×