kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ekspor Batubara Indonesia Tertekan di Awal Tahun 2025, Terendah dalam 3 Tahun


Selasa, 13 Mei 2025 / 14:08 WIB
Ekspor Batubara Indonesia Tertekan di Awal Tahun 2025, Terendah dalam 3 Tahun
ILUSTRASI. Sepanjang Januari hingga April 2025, volume ekspor batubara Indonesia tercatat hanya 150 juta ton. Angka ini merosot 12% dibanding periode sama tahun lalu,


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja ekspor batubara termal Indonesia tertekan di awal tahun ini. Sepanjang Januari hingga April 2025, volume ekspor batubara Indonesia tercatat hanya 150 juta ton. Angka ini merosot 12% dibanding periode sama tahun lalu, atau turun sekitar 20 juta ton.

Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters pada Selasa (13/5), capaian tersebut menjadi level ekspor terendah Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Pelemahan permintaan dari dua negara tujuan utama, yakni China dan India, menjadi faktor utama penurunan ini.

Sebagai informasi, Indonesia menyumbang hampir 50% dari total ekspor batubara termal global. Dengan turunnya ekspor dari RI, volume ekspor batubara termal global ikut terkoreksi 7% atau setara 23 juta ton secara tahunan.

Jika tren ini berlanjut hingga akhir tahun, maka 2025 berpotensi menjadi tahun pertama terjadinya kontraksi ekspor batubara Indonesia sejak 2020. Saat itu, pandemi Covid-19 sempat menghentikan operasional tambang dan aktivitas pengiriman batu bara secara masif.

Baca Juga: Permintaan Lesu, Ekspor Batubara Indonesia Susut 20 Juta Ton

Adapun, China dan India masih menjadi kontributor terbesar dalam total ekspor batubara Indonesia. Namun, kedua negara ini justru mencatatkan penurunan impor secara signifikan pada awal 2025.

Sepanjang Januari – April 2025, ekspor batubara RI ke China turun 20% atau sekitar 14 juta ton secara tahunan. Penurunan ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah Tiongkok yang terus mendorong peningkatan produksi batubara domestik, sekaligus menekan tingkat polusi udara.

Sementara itu, India mencatat penurunan impor batubara Indonesia sebesar 15% atau setara 6 juta ton dalam periode yang sama. India juga tengah mengakselerasi produksi batubara lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Importir besar lain seperti Jepang dan Korea Selatan juga mengurangi pembelian. Total impor kedua negara dari Indonesia tercatat hanya 13 juta ton, turun dari 17 juta ton pada periode Januari–April 2024.

Konflik India Tak Ganggu Pasar

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan konflik geopolitik yang kembali memanas antara India dan Pakistan belum berdampak terhadap ekspor batubara Indonesia ke India.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, hingga saat ini belum ada gangguan signifikan terhadap pengiriman batubara ke India. Saat ini, India masih menjadi salah satu tujuan ekspor utama bagi komoditas batubara.

“Memang salah satu tujuan ekspor kita untuk batubara itu kan di India. Sampai dengan hari ini, kami melihat belum ada pergerakan apa-apa. Ya, doain saja. India itu negara besar, dengan wilayah yang luas juga. Jadi mungkin yang lagi konflik tidak termasuk wilayah tujuan ekspor kita,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/5).

Ia menegaskan tidak ada antisipasi khusus yang disiapkan pemerintah, mengingat permintaan dari negara tujuan masih tinggi.

Baca Juga: Tren Penurunan Harga Batubara Berlanjut

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani, juga memastikan belum ada laporan hambatan dari pelaku usaha batubara terkait logistik maupun pengiriman ke India dan Pakistan.

“Sejauh ini belum ada laporan dari anggota kami terkait dampaknya. Hal-hal terkait logistik seperti pengiriman masih berjalan,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (8/5).

Gita menjelaskan penurunan permintaan batubara dari India dan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir lebih disebabkan oleh kebijakan masing-masing negara untuk memperkuat konsumsi domestik, bukan akibat konflik militer yang sedang berlangsung.

Sebagai catatan, India merupakan pasar ekspor batubara terbesar kedua bagi Indonesia setelah China. Namun, tren permintaan dari India dalam satu dekade terakhir menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan menurun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata volume ekspor batubara Indonesia ke India pada periode 2015–2024 mencapai 104,58 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor sekitar US$5,44 miliar per tahun.

Pada 2024, volume ekspor ke India tercatat sebesar 108,07 juta ton atau turun tipis 0,79% dibanding tahun sebelumnya. Nilai ekspor juga terkoreksi 13,92% secara tahunan menjadi US$6,25 miliar.

Sebagai perbandingan, volume ekspor tertinggi tercatat pada 2015 yakni 123,84 juta ton, sementara ekspor terendah terjadi pada 2021 sebesar 70,78 juta ton. Dari sisi nilai, puncak tertinggi terjadi pada 2022 sebesar US$10,59 miliar, dan terendah pada 2016 sebesar US$3,31 miliar.

Baca Juga: Produksi Batubara Indonesia Cetak Rekor Tahun Lalu, Tembus 831 Juta Ton

Selanjutnya: Hadir di Pameran Otomotif, Tren Arloji Vintage Menjadi Buruan Wanita

Menarik Dibaca: Ancam Posisi KKN di Desa Penari, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,47 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×