kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor biji pala ke Uni Eropa membaik


Rabu, 04 Desember 2013 / 08:27 WIB
Ekspor biji pala ke Uni Eropa membaik
ILUSTRASI. Tumis Ayam Brokoli yang super simpel (dok/Kewpie)


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Setelah dua tahun mengalami penurunan, mulai tahun ini ekspor biji pala (nutmeg) ke Uni Eropa mulai meningkat. Berdasar data Kementrian Pertanian (Kemtan), Periode Januari - September tahun ini Indonesia telah mengekspor 6.380,7 ton pala atau meningkat tipis 3,2% dari periode sama tahun lalu yang sebesar 6.181,5 ton.


"Sekitar 80% dari total impor pala Uni Eropa berasal dari Indonesia," ujar Dedi Junaedi, Deputi Direktur Bilateral Marketing Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi (PPHP) Kemtan, kemarin (3/12).


Sejak tahun 2010, ekspor biji pala ke Uni Eropa terkendala dengan aflatoksin atau racun yang ditimbulkan oleh jamur Aspergilus Flavus yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.


Pada tahun 2010-2011 Indonesia menerima 9 kali notifikasi Rapid Alert Sytem for Food and Feed (RASFF) dari Uni Eropa karena kandungan aflatoksin diatas 5 ppb. Karena itu Kemtan melakukan perbaikan mutu dan standar penanganan rempah-rempah khas Indonesia ini dengan menerima bantuan Uni Eropa dalam program Trade Support Programme (TSP) II.


Ermia Sofiyessi, Kepala Seksi Wilayah Eropa Afrika dan Timur Tengah Ditjen PPHP Kemtan menjelaskan, program perbaikan mutu tersebut mencakup capacity building para petani pala dengan mengajarkan standard operating procedure (SOP) untuk mencegah munculnya jamur Aspergilus Flavus.


"Uni Eropa sudah memasang beberapa kontrol suhu di gudang penyimpanan pala sehingga kami dapat mengetahui desain bangunan seperti apa untuk menghasilkan kelembaban yang diperlukan pala ini," terangnya.


Dedi bilang, pihak Kementan juga tengah mengembangkan sistem rekognisi karantina untuk mendeteksi toksin tersebut. "Kalau sudah dideteksi hasilnya nol, ya berarti EU sudah percaya," ujar dia. Namun Dedi berharap persyaratan standar mutu pala ini tidak memberatkan petani.


Jika dilihat dari data Kemtan, pasar ekspor pala terbesar adalah Uni Eropa sekitar hampir 70%. Selain Uni Eropa, pangsa ekspor biji pala terbesar adalah Vietnam dan Amerika Serikat yakni masing-masing sebesar 31% dan 14%. Sisanya biji pala diekspor ke beberapa negara lain seperti Jepang, Brazil dan Kanda.


Sampai September tahun ini, volume ekspor biji pala secara keseluruhan mencapai 9.234,7 ton. Tahun lalu, periode yang sama, ekspor biji pala mencapai 9.358,9 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×