kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Ekspor Bijih Besi Meningkat Signifikan


Sabtu, 20 Juli 2013 / 07:05 WIB
Ekspor Bijih Besi Meningkat Signifikan
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi di sebuah proyek jalan di Depok, Jawa Barat, Kamis (10/2). KONTAN/Baihaki/10/02/2022


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Meski harga bijih besi pada semester I 2013 belum stabil, namun produksi dan ekspor komoditas ini justru naik drastis. Tingginya volume ekspor bijih besi disinyalir merupakan aksi ambil untung pengusaha bijih besi sebelum larangan ekspor mineral mentah (ore) berlaku awal tahun depan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), selama lima bulan pertama tahun ini, ekspor bijih besi yang tidak diaglomerasi mencapai 7,55 juta ton, naik 38,2% ketimbang periode yang sama tahun lalu  yang sebesar 5,46 juta ton.

Ahmad Ardianto, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), bilang, pengusaha pertambangan bijih besi memanfaatkan momentum sebelum pemberlakuan larangan ekspor di tahun depan. "Buktinya, sekarang sudah masuk 326 proposal smelter yang diajukan pengusaha ke pemerintah agar tetap bisa melakukan ekspor," tutur dia, kemarin.

Seperti diketahui, sejak pertengahan 2012 pemerintah memberlakukan kebijakan clean and clear (CnC). Arti kebijakan tersebut, untuk bisa mengekspor produksi mineralnya, pengusaha harus mengantongi surat persetujuan ekspor (SPE). Surat itu baru terbit apabila perusahaan tambang mengajukan proposal pembangunan smelter.

Menurut Ardianto, pemerintah seharusnya melakukan pengawasan terhadap proposal pembangunan smelter dari para pengusaha. Ia menengarai, beberapa perusahaan tambang menyetor proposal sebagai trik untuk tetap bisa mengekspor bijih besi.

Ironisnya, kata Ardianto volume ekspor bijih besi yang tinggi, saat ini, kian merontokkan harga mineral tersebut di pasar internasional. "China sudah khawatir kekurangan pasokan mineral mentah di tahun depan. Sekarang China membeli mineral dari Indonesia dengan harga murah sebagai stok," ujar dia.

Sebagai perbandingan, berdasarkan harga patokan ekspor (HPE) dari Kementerian Perdagangan, harga bijih besi yang tidak diaglomerasi per Juli 2013 mencapai kisaran US$ 15,67 per ton hingga US$ 80,59 per ton. Patokan harga tersebut jauh menurun dibandingkan dengan HPE selama Juni 2012 dan Juli 2012 yang mencapai US$ 34 per ton hingga US$ 119 per ton.

Dede I Suhendra, Direktur Pembinaan  dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM bilang, selama ini pendataan volume produksi maupun ekspor dari pengusaha mineral, termasuk bijih besi dan pasir besi, belum optimal.

Saat data diperbarui, kesan yang muncul adalah angka ekspor meningkat. Dede optimistis, ekspor bijih besi tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, yaitu 10,5 juta ton. Apalagi, harga komoditas ini sedang rendah.

Ia bilang, ESDM tengah mengkaji 326 izin usaha pertambangan (IUP) untuk mereka yang mengajukan proposal pembangunan smelter dan mengantongi kuota ekspor. "Tahun depan, ekspor ore tetap dilarang sesuai dengan aturan," kata dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×