Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia
BANDUNG. Pasar ekspor biodiesel mulai berkembang. Pasca negara-negara di kawasan Uni Eropa (UE) menerapkan kebijakan Bea masuk Anti Dumping (BMAD) kepada perusahaan-perusahaan biodiesel Indonesia, beberapa negara tujuan ekspor biodiesel baru mulai dibidik.
Paulus Tjakrawan, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mengatakan, negara tujuan ekspor biodiesel yang permintaannya cukup lumayan tersebut tersebut antara lain Cina, India, Amerika Serikat (AS), Australia, dan Korea.
Mengutip data Aprobi, akibat penerapan BMAD oleh Komisi Eropa (KE) pada tanggal 26 November 2013 lalu yang secara resmi mengeluarkan Council Implementing Regulation (European Union-EU) Nomor 1194/2013 tertanggal 19 November 2013 terkait pengenaan BMAD produk Biodiesel asal Indonesia dan Argentina, ekspor biodiesel Indonesia ke UE anjlok.
Asal tahu saja, sebetulnya penyelidikan dumping terhadap produk biodiesel asal Indonesia dimulai pada 29 Agustus 2012. Paulus membandingkan, bila tahun 2012 ekspor biodiesel ke UE mencapai 1,7 juta ton, ekspor biodiesel tahun lalu hanya 400.000 ton. "Tahun ini bisa saja lebh rendah dibandingkan tahun lalu," kata Paulus, Kamis (27/11).
Berdasarkan catatan Paulus, dua perusahaan yang mampu menembus pasar AS tersebut adalah Wilmar dan Musim Mas. Meski tidak merinci, ekspor biodiesel ke AS tahun lalu mencapai 200.000 ton. Situasi ini tentu saja memberikan angin segar terhadap produk sawit Indonesia yang masih mendapat sorotan terkait lingkungan di negeri paman Sam tersebut.
Arif Havas Oegroseno, Ambassador to Belgium, Luxembourg and the European Union mengatakan, selama ini UE merupakan pasar yang cukup besar untuk tujuan ekspor minyak sawit. Setidaknya 24% atau sekitar 5 juta ton per tahun minyak sawit menguasai kebutuhan minyak nabati di UE.
Latar belakang sulitnya biodiesel Indonesia masuk ke UE tersebut adalah akibat persaingan dagang. Di eropa sendiri terkenal dengan produksi rapeseed, luas areal perkebunannya mencapai 11 juta hektar (ha).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News