Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menilai target ekspor yang ditetapkan oleh KKP tahun ini sebesar US$ 5,1 miliar dirasa terlalu tinggi dan sulit tercapai.
Thomas Dharmawan, Ketua AP5I meramal raihan ekspor perikanan Indonesia tahun ini akan berada dikisaran US$ 5 miliar. Alasan Thomas adalah tren penurunan harga udang internasional dibandingkan tahun lalu.
Catatan saja, tahun lalu harga udang dapat mencapai lebih dari Rp 100.000 per kilogram (kg), namun saat ini sedikit melandai di harga Rp 60.000 per kg.
Seperti diketahui, selama ini kinerja ekspor produk perikanan Indonesia didominasi oleh produk udang. Jumlahnya dapat mencapai sekitar 30% dari total ekspor produk perikanan dalam negeri. Sehingga bila harga udang sedikit melandai, maka akan mempengaruhi kinerja ekspor keseluruhan.
Thomas menambahkan, September-November merupakan bulan-bulan yang menentukan di sektor perikanan. Pasalnya, di bulan tersebut merupakan masa puncak permintaan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan natal dan tahun baru.
Regulasi yang ditetapkan pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor produk perikanan Indonesia. Naiknya harga BBM dan listrik turut menjadi andil besar terhadap biaya produksi perikanan. Setidaknya, BBM dan listrik dapat menyumbang sekitar 30% dari biaya produksi perikanan.
Sekedar informasi, dalam dua tahun terakhir ini kinerja ekspor perikanan menunjukkan tren peningkatan. Nilai perdagangan sektor kelautan perikanan pada tahun 2012 tercatat mencapai US$ 3,85 miliar. Pada tahun 2013, naik menjadi US$ 4,19 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News