kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,46   7,13   0.79%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor manufaktur dibayangi efek Trump


Selasa, 31 Januari 2017 / 19:14 WIB
Ekspor manufaktur dibayangi efek Trump


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Ekspor manufaktur pada 2017 masih akan dibayangi ketidakpastian dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal (Plt Sekjen) Kementerian Perindustrian Haris Munandar berharap ekspor bisa meningkat, walau pun masih ada ketidakpastian dari Trump effect.

"Prediksi global juga masih akan berubah lagi karena Trump effect ini," katanya dalam diskusi Indonesia Economic Outlook 2017 di Jakarta, Selasa (31/1).

Haris menuturkan, tidak hanya AS, banyak negara juga memberlakukan kebijakan proteksionisme. Namun, hal itu seharusnya membuka peluang lain yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Misalnya saja, lanjut dia, saat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit).

"Selain dengan Uni Eropa, kita bisa memanfaatkan Inggris yang kala itu tengah mencari mitra baru," ujarnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor sepanjang tahun lalu mencapai US$ 144,43 miliar atau turun 3,95% dibanding tahun 2015 lantaran lesunya perdagangan global.

Kinerja ekspor yang tertekan dikompensasi penurunan impor yang lebih dalam sepanjang 2016 mencapai 4,94% menjadi US$ 135,65 miliar dibanding tahun lalu. Dengan demikian, neraca perdagangan mencatat surplus US$ 8,78 miliar. Ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang surplus US$ 7,67 miliar. Adapun ekspor non migas mencapai US$ 131,35 miliar atau naik 0,34%dibanding periode yang sama pada 2015.

Ada 10 jenis barang utama yang sampai saat ini memegang pengaruh penting dalam ekspor non migas Indonesia. Yakni, bahan bakar minyak, mesin dan peralatan listrik, perhiasan, kendaraan, karet, mesin mekanik, pakaian jadi, abu logam, besi dan baja, serta benda olahan besi dan baja.

Ada pun negara tujuan ekspor non migas Indonesia masih didominasi ke China sebesar US$ 1,86 miliar. Posisi kedua, Amerika Serikat sebesar US$ 1,46 miliar kemudian disusul Jepang sebesar US$ 1,24 miliar.

"Target pertumbuhan industri sebesar 5,5%. Kami akan terus kaji industri mana saja yang kita dorong," kata Haris.

(Ade Irma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×