Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mendorong pengembangan industri modest fashion sebagai salah satu sektor potensial untuk memperkuat kinerja ekspor nasional.
Kemenperin meyakini Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain utama dalam industri modest fashion global.
Baca Juga: Maskapai Siap Gunakan Campuran SAF 1%, INACA Minta Penyesuaian Tarif Batas
Modest fashion mengedepankan gaya busana yang sopan dan tertutup, serta kerap diidentikkan dengan fesyen muslim.
Potensi pasar produk ini kian meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi muslim dunia dan kesadaran konsumen terhadap gaya berpakaian yang beretika.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, Indonesia tak hanya berperan sebagai pasar, tetapi juga berpotensi menjadi produsen dan pelaku utama industri modest fashion dunia.
Menurut Reni, nilai ekspor modest fashion Indonesia ke negara-negara anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC) pada 2023 mencapai US$ 990 juta, naik sekitar 83% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 540 juta.
“Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh sebagai negara dengan nilai ekspor tertinggi ke negara-negara OIC, setelah China, Turki, dan India,” ungkap Reni dalam keterangan resmi, Jumat (17/10/2025).
Baca Juga: Genjot Penjualan, Ini Strategi Anak Usaha Autopedia Lestari Hingga Akhir Tahun 2025
Lebih lanjut, berdasarkan State of Global Islamic Economy Report (SGIER), pada 2023 pengeluaran konsumen muslim di enam sektor utama mencapai US$ 2,43 triliun, dan diproyeksikan meningkat 5,3% menjadi US$ 3,36 triliun pada 2028.
Hal ini menunjukkan peluang besar bagi pelaku industri modest fashion nasional.
Reni menambahkan, potensi Indonesia dalam industri ini juga ditopang oleh banyaknya pelaku usaha pakaian jadi di sektor IKM.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat terdapat 594.000 unit industri kecil pakaian jadi yang menyerap sekitar 1,2 juta tenaga kerja.
Selain itu, kreativitas desainer lokal, kekayaan budaya, dan keberagaman bahan tekstil juga menjadi kekuatan tambahan untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Baca Juga: Sumbawa Timur Mining Dorong Eksplorasi Tembaga untuk Penuhi Kebutuhan Mineral Kritis
Untuk meningkatkan daya saing, Kemenperin mendorong pelaku usaha terus berinovasi dalam desain, kualitas, serta branding produk.
“Kami ingin kolaborasi antara industri pakaian jadi lokal dan sektor IKM dapat menciptakan multiplier effect yang luas,” kata Reni.
Ia menegaskan, pemerintah siap menggandeng berbagai pemangku kepentingan guna memperkuat ekosistem industri modest fashion nasional.
Salah satu langkah strategis adalah melalui penyelenggaraan berbagai acara dan pameran fesyen, seperti Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) 2025, yang menjadi wadah bagi pelaku industri dalam negeri untuk menampilkan karya, memperluas pasar, dan memperkuat jejaring bisnis.
IN2MOTIONFEST merupakan bagian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, yang digelar pada 8–12 Oktober 2025. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia dan Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan 215.000 Sambungan Listrik Baru Program BPBL 2025
Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Budi Setiawan menambahkan, Kemenperin telah menyiapkan berbagai program untuk memperkuat ekosistem industri fesyen, termasuk sektor modest fashion.
Program tersebut mencakup peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, penumbuhan wirausaha baru, serta fasilitasi sertifikasi produk dan kompetensi.
Selain itu, juga tersedia bantuan mesin dan peralatan, program inkubasi bisnis, sertifikasi halal, hingga dukungan promosi dan pameran.
“Kami berharap para pelaku IKM dapat memanfaatkan berbagai program ini sebagai batu loncatan untuk naik kelas dan menembus pasar ekspor,” tutup Budi.
Selanjutnya: Promo Burger King Whole Chicken Oktober 2025, Makan Bersama Lebih Murah
Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Bisa Memperburuk Flu, Sebaiknya Hindari Konsumsinya ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News