kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Sumbawa Timur Mining Dorong Eksplorasi Tembaga untuk Penuhi Kebutuhan Mineral Kritis


Jumat, 17 Oktober 2025 / 15:33 WIB
Sumbawa Timur Mining Dorong Eksplorasi Tembaga untuk Penuhi Kebutuhan Mineral Kritis
ILUSTRASI. PT Sumbawa Timur Mining temukan cadangan Tembaga-Emas Onto di Pulau Sumbawa, Indonesia


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumbawa Timur Mining (STM), perusahaan eksplorasi tembaga pemegang Kontrak Karya Generasi ke-7, berbagi wawasan seputar pengembangan mineral kritis dalam ajang Mineral & Batubara Convention–Expo (Minerba Convex) 2025. 

Acara yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) ini merupakan inisiatif Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menjadi wadah pertukaran inovasi sekaligus membuka peluang investasi di sektor pertambangan Indonesia.

Presiden Direktur STM, Bede Evans, tampil sebagai salah satu pembicara dalam sesi diskusi bertema “Mineral Kritis & Strategis untuk Memperkuat Industrialisasi Nasional”. 

Baca Juga: Airlangga: Danantara Siap Investasi Sektor Mineral Kritis di Amerika Serikat

Diskusi ini juga menghadirkan Muhidin dari MIND ID, Puryanto dari Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik, dan pakar material maju Koesnohadi Kuncoro. Para ahli dari kementerian serta lembaga terkait hadir sebagai penanggap, bersama peserta umum dari berbagai latar belakang.

Mineral kritis menjadi fokus utama diskusi karena perannya yang strategis bagi perekonomian nasional, teknologi, dan transisi energi global. Namun, mineral ini rawan terhadap keterbatasan pasokan. 

Resvani, Ketua Panitia Pelaksana Minerba Convex 2025 sekaligus Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan mineral kritis untuk meningkatkan daya saing global.

“Eksplorasi mineral kritis membutuhkan investasi besar, biasanya berada di lokasi sulit dijangkau, dan menghadapi tantangan teknis maupun nonteknis. Kolaborasi yang baik, pengembangan penelitian, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci,” ujar Resvani dalam keterangannya, Jumat (17/10/2025).

Baca Juga: Mineral Kritis Jadi Alat Tawar Indonesia dengan AS, Perhapi Bilang Begini

Tembaga menjadi salah satu mineral kritis yang penting dalam rencana transisi energi global. Studi S&P Global (2022) memperkirakan kesenjangan pasokan dan permintaan tembaga akan meningkat dua kali lipat pada 2035 dibanding 2022.

Substitusi dan daur ulang diprediksi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik, infrastruktur kelistrikan, dan pembangkit energi terbarukan.

Bede Evans menyatakan, kebutuhan tembaga terus meningkat, baik secara nasional maupun global.

“Sumbawa Timur Mining hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut melalui Proyek Hu’u. Proyek ini menjadi rumah bagi Deposit Onto, deposit terbesar yang ditemukan dalam 15 tahun terakhir, dengan kapasitas produksi diperkirakan mencapai 24 juta ton per tahun pada Lift 1 dan 48 juta ton per tahun pada Lift 2,” ungkapnya.

Menurut Bede, strategi STM untuk menjadi perusahaan pertambangan tembaga kelas dunia meliputi integrasi sains dan teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

STM juga berencana memanfaatkan potensi energi panas bumi untuk mendukung kebutuhan energi rendah karbon dalam kegiatan operasionalnya.

Baca Juga: Mineral Kritis Jadi Alat Tawar Indonesia dengan AS, Perhapi Bilang Begini

“Setiap pihak memiliki peran penting dalam pengembangan mineral kritis di Indonesia. STM berkomitmen berinvestasi pada teknologi dan metodologi tepat, mematuhi prinsip transparansi serta standar internasional, dan menjaga tanggung jawab sosial dan lingkungan,” tambah Bede.

Dia menegaskan bahwa melalui kebijakan yang selaras, kolaborasi riset, teknologi maju, dan sumber daya manusia yang kuat, Indonesia berpeluang menjadi pemimpin global dalam eksplorasi mineral kritis.

STM siap mendukung upaya nasional memperkuat rantai pasok mineral kritis melalui eksplorasi berkelas dunia yang kolaboratif dan berkelanjutan.

Minerba Convex 2025 diikuti lebih dari enam ribu pengunjung dari berbagai kalangan, mulai pelaku usaha, pemerintah, akademisi, asosiasi, hingga masyarakat umum.

Baca Juga: Mineral Kritis Jadi Alat Tawar Indonesia dengan AS, Perhapi Bilang Begini

Selain diskusi tematik, acara ini menampilkan stan-stan inovatif, forum pendampingan pemenuhan regulasi pertambangan, dan Mining Kids Adventure bagi anak-anak untuk mengenal dunia pertambangan secara menyenangkan.

Selanjutnya: IHSG Anjlok Ke Bawah Level 8.000, Begini Respons BEI

Menarik Dibaca: Harga Bitcoin Anjlok ke US$ 105.000, Masih Ada Potensi Rebound?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×