kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Produk Hasil Rotan Diprediksi Naik 20%


Jumat, 14 Februari 2014 / 07:30 WIB
Ekspor Produk Hasil Rotan Diprediksi Naik 20%


Reporter: Handoyo | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Larangan ekspor rotan mentah yang berlaku efektif pada 2012 lalu berdampak positif terhadap nilai ekspor produk hasil rotan Indonesia. Tahun ini, ekspor produk hasil rotan diproyeksi tumbuh 20% dari realisasi 2013 yang diperkirakan sekitar US$ 1,7 miliar. Artinya, setidaknya ekspor produk hasil rotan tahun ini diprediksi mencapai US$ 2,04 miliar.

Abdul Sobur, Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) mengatakan, kenaikan ekspor produk hasil rotan ini didorong oleh terbukanya pasar potensial seperti Cina, India dan Rusia. "Potensi pasar di Cina besar, pasar mebel mendekati US$ 1,2 miliar per tahun," kata Sobur kemarin.

Beberapa jenis produk hasil rotan yang potensial diekspor ke Cina antara lain furnitur, anyaman, dan lampit. Tapi kini pangsa pasar hasil rotan Indonesia ke Cina baru sekitar 10% dari total pasarnya.

Sobur bilang, setelah ada beleid pelarangan ekspor rotan mentah dari Indonesia, Cina kelimpungan. Pasalnya, Cina kesulitan mendapatkan bahan baku rotan mentah. Larangan tersebut berlaku melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.35, 36 dan 37/2011.

Meskipun begitu, AMKRI menyarankan, pemerintah tetap mempertahankan kebijakan larangan ekspor rotan mentah. Sebab, jika kebijakan tersebut dipertahankan, dalam 10 tahun ke depan, ekspor produk rotan Indonesia ke Cina bisa menembus angka US$ 1 miliar, mendekati potensi pasar mebel China yang mencapai US$ 1,2 miliar.

Lain halnya dengan Herman Yulius, Ketua Umum Asosiasi Rotan Kalimantan Indonesia (ARKI). Herman bilang, setelah kebijakan larangan ekspor rotan berlaku, penyerapan rotan dari industri lokal masih jalan di tempat. Investasi perusahaan hilir rotan,  juga belum terlihat. Lesunya ekonomi global juga menyebabkan permintaan rotan ikut melorot.

Kata Herman, dari satu pohon rotan, hanya sekitar 20% saja yang diserap dan laku dibeli oleh industri rotan lokal. Sementara 80% sisanya tidak laku dijual lantaran terlalu keras dan sulit untuk diproses. Padahal, sebelum ada larangan ekspor rotan mentah, para pengumpul masih   bisa menjual rotan yang tidak diminati di pasar lokal.

Seperti diketahui, saat ini banyak pihak masih meragukan nilai ekspor produk rotan. Ada beberapa produk mebel yang kandungan rotannya sedikit namun tercatat dalam ekspor produk rotan. Antara lain berkode HS 9401.69.00.10 yakni produk kursi rangka kayu kombinasi rotan, kursi dari rotan rangka kayu dengan bantalannya, kursi rotan kombinasi logam. Juga kode HS 9403.81.00.10 untuk rak rotan kombinasi kayu, meja rangka kayu anyaman rotan, meja rotan kombinasi kayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×