kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor sawit dan kakao menikmati penguatan dollar


Kamis, 05 Oktober 2017 / 10:09 WIB
Ekspor sawit dan kakao menikmati penguatan dollar


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) bakal membawa berkah bagi produk ekspor seperti minyak kelapa sawit dan turunnya, komoditas kakao, serta kopi. Produk-produk tersebut selama ini menjadi salah satu andalan ekspor di pasar global.

Andi Nuhung, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) mengatakan, dalam beberapa hari terakhir harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani terdongkrak menjadi Rp 2.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya hanya bertengger di kisaran Rp 1.500-Rp 1.700 per kg. Menurutnya peningkatkan harga tersebut disumbang oleh pelemahan rupiah terhadap dollar AS.

"Harga di pasar dunia memang berkisar US$ 600-US$ 750 per ton. Tetapi karena penguatan dollar, maka setelah diubah menjadi rupiah, maka petani dan eksportir akan menerima harga yang lebih besar. Dengan begitu, seharusnya dengan penguatan ini, petani akan menerima rupiah lebih banyak," tutur Iskandar kepada KONTAN, Rabu (4/10).

Menurut Iskandar, dengan adanya peningkatan harga di tingkat petani, maka akan turut berdampak positif terhadap produksi minyak sawit. Pasalnya, dengan meningkatnya harga maka akan mendorong petani untuk melakukan pemeliharaan yang baik terhadap pohon kelapa sawit milik mereka.

Hal senada juga dikatakan Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhelfi Sikumbang. Ia bilang penguatan dollar AS turut berpengaruh terhadap kenaikan harga kakao di tingkat petani.

Menurutnya, saat ini harga kakao di petani naik menjadi Rp 28.000 per kg dari sebelumnya Rp 20.000 per kg. "Penguatan dollar membuat petani mendapatkan harga kakao lebih besar dalam bentuk rupiah, karena harga kakao berbasiskan harga dollar. Untuk eksportir juga akan menguntungkan. Secara umum ini akan meningkatkan penerimaan petani," jelas Zulhefi.

Hanya saja Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menilai penguatan dollar belum berpengaruh besar terhadap peningkatan harga kopi. Pasalnya harga kopi lebih dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. "Penguatan dolar tidak berpengaruh pada harga kopi karena harga kopi sesuai dengan supply and demand, walaupun akhir-akhir ini dipengaruhi oleh fund manager," ujarnya.

Saat ini harga kopi robusta di pasar dunia sekitar US$ 2 per kg, sementara kopi-kopi specialty US$ 5 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×