Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyoroti potensi industri alas kaki Indonesia untuk menjadi bagian dari rantai nilai global. Aksi ekspor terbaru dilakukan oleh PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) yang memasok sepatu ke pasar India.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier hadir mewakili Menteri Perindustrian dalam pelepasan ekspor alas kaki produksi PT SCI di Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (12/6). Adapun, PT SCI merupakan produsen alas kaki merek Nike.
PT SCI melakukan ekspor alas kaki ke India sebanyak 124.117 pasang sepatu atau senilai US$ 2 juta pada Mei 2025. Hingga September 2025, jumlah ekspornya ditargetkan mencapai 227.654 pasang atau senilai US$ 3,4 juta.
Baca Juga: Kemenperin Catat Investasi Industri Agro Tembus 38,7 Triliun pada Kuartal-I 2025
Menurut Taufiek, pencapaian ini tidak hanya bermakna dari sisi komersial, tetapi juga menjadi indikator Indonesia telah menjadi bagian dari rantai nilai global (global value chain) industri alas kaki. “Produk kita tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar global, tetapi juga mampu menyesuaikan dengan standar internasional,” ujar Taufiek dalam rilis yang disiarkan Kamis (12/6).
Di sisi lain, Taufiek tidak menampik adanya tantangan dalam proses ekspor ke India, khususnya terkait kebijakan Quality Control Orders (QCO) yang mulai diberlakukan oleh Pemerintah India pada Juli 2024. Kebijakan ini mewajibkan produk alas kaki yang masuk ke pasar India untuk mendapatkan sertifikasi Bureau of Indian Standard (BIS).
“Kendala terbesar bukan pada kualitas produk, tetapi terbatasnya sumber daya auditor dari BIS, yang sempat menghambat proses audit di lapangan,” jelas Taufiek.
Pemerintah Indonesia pun telah mengangkat isu tersebut dalam forum Technical Barriers to Trade (TBT) World Trade Organization (WTO) sebagai Specific Trade Concern (STC). Pemerintah terus mendorong agar penerapan QCO lebih realistis dan terbuka terhadap kerja sama dengan lembaga sertifikasi global yang kredibel.
“Berbagai upaya diplomatik dan teknis dilakukan secara simultan, dan kerja keras tersebut membuahkan hasil. Nike Indonesia berhasil kembali menembus pasar India, salah satunya melalui kontribusi nyata dari PT Selalu Cinta Indonesia,” ujar Taufiek.
Potensi Industri Alas Kaki
Sebagai informasi, Indonesia menempati peringkat ke-6 eksportir alas kaki dunia, dengan pangsa pasar sebesar 3,99%. Nilai ekspor produk alas kaki Indonesia pada periode Januari - Maret 2025 sebesar US$ 1,89 miliar atau naik 13,80% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Taufiek menegaskan, Kemenperin berkomitmen untuk mendukung iklim usaha dan perluasan pasar ekspor bagi industri alas kaki nasional. Upaya ini dilakukan melalui penguatan perjanjian dagang, mendorong mutual recognition agreement dalam hal sertifikasi, serta memperluas akses pasar ke kawasan nontradisional.
“Kami berharap industri alas kaki Indonesia semakin berdaya saing dan mampu memperluas ekspansi ke kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, serta terus berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ungkap Taufiek.
Taufiek pun mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai industri alas kaki nasional yang mampu tumbuh sebesar 6,95% pada triwulan pertama 2025. Taufiek bilang, hal ini menjadi sinyal bahwa industri alas kaki nasional tidak hanya bertahan, tetapi terus tumbuh dan berekspansi.
Sektor industri kulit dan alas kaki telah menyerap tenaga kerja sebanyak 961.000 orang merujuk data per Agustus 2024, atau naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya. "Menegaskan posisi industri ini sebagai industri padat karya strategis yang menopang stabilitas sosial dan ekonomi nasional,” imbuh Taufiek.
Momentum pertumbuhan juga terlihat dari sisi investasi. Selama periode Januari – Mei 2025 tercatat ada 12 perusahaan skala besar di sektor alas kaki yang masuk untuk berinvestasi. Total nilai investasinya mencapai Rp 8 triliun.
Kapasitas produksi mencapai 64,6 juta pasang sepatu dan 214,6 juta pasang komponen alas kaki, serta estimasi penyerapan tenaga kerja lebih dari 80.000 orang. “Ini adalah sinyal positif bahwa Indonesia masih menjadi destinasi utama investasi industri padat karya berorientasi ekspor,” pungkas Taufiek.
Baca Juga: Kemenperin Catat Investasi Industri Agro Tembus 38,7 Triliun pada Kuartal-I 2025
Selanjutnya: IHSG Melemah 0,25% ke 7.204 pada Kamis (12/6), PGAS, MBMA, ANTM Jadi Top Losers LQ45
Menarik Dibaca: UGM Gaet Industri untuk Hilirisasi Riset, Sasar Pasar Ekspor Herbal Kosmetika
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News