kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ekspor tuna ke AS terganjal aturan


Senin, 22 Agustus 2011 / 19:06 WIB
Ekspor tuna ke AS terganjal aturan
ILUSTRASI. Present perfect tense: Definisi, rumus, dan contoh kalimat present perfect tense. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/wsj.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kebijakan Amerika Serikat (AS) yang akan memberlakukan tarif pemeriksaan kesehatan daging impor berpotensi menurunkan ekspor tuna (thunnus) Indonesia ke Negeri Paman Sam itu. Baru-baru ini, Presiden AS, Barack Obama melontarkan wacara pemberlakuan tarif pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan ini nantinya akan dilakukan pemerintah AS melalui lembaga Food and Drug Administration, September 2012.

R.P. Raditya, Ketua Bidang Internasional Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) menceritakan, Barack Obama mencetuskan wacana ini karena ada dugaan tuna dari Indonesia mengandung logam berat dan bakteri sarmonella yang berbahaya jika dikonsumsi. Dugaan ini muncul setelah banyak laporan masyarakat AS yang menderita keracunan sesudah memakan ikan tuna asal Indonesia.

"Importir AS akan membebankan tarif baru khususnya pengujian produk yang dicurigai melanggar keamanan. Ini akan menjadi hambatan yang signifikan bagi eksportir tuna Indonesia," ujar Raditya kepada KONTAN, Senin (22/8).
Memang, AS memberlakukan tarif yang cukup mahal dalam pemeriksaan ini, yakni US$ 225 per jam. Namun, tak semua pemeriksaan bisa dilakukan di laboratorium di AS. Nah, jika pemeriksaan dilakukan di luar laboratorium AS, tarifnya naik menjadi US$ 315 per jam.

Produksi turun

Yang lebih memberatkan lagi, kata Raditya, pemeriksaan kesehatan ini tidak menjamin tuna asal Indonesia bisa melenggang masuk ke pasar AS. Kemungkinan besar malah akan dikembalikan. Ketika dikembalikan, maka para eksportir tuna harus mencari tujuan pasar lain di Asia seperti Vietnam dan Thailand.

Terbukti, meski aturan tersebut belum berlaku, namun tuna Indonesia sudah banyak ditolak di AS. "Rata-rata pengusaha kita hilang Rp 3 miliar karena penolakan ini," ungkap Raditya.

Terlepas dari barrier dari AS, sebetulnya pengusaha ikan tuna sudah memperkirakan ekspor tuna tahun ini bakal melorot. Pasalnya, cuaca yang kurang menguntungkan sejak awal tahun berpotensi menurunkan tuna hasil tangkapan para nelayan.

Akibatnya, bila ekspor tuna tahun 2010 mencapai 122.400 tun, maka ekspor tuna tahun ini diperkirakan akan melorot 30% menjadi 85.680 ton. "Ekspor tuna secara keseluruhan turun 30% dibandingkan dengan tahun lalu karena cuaca sehingga tidak ada ikan yang ditangkap," ujar Amin, Ketua Pemasaran Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI)

Sebetulnya, ini bukan kali pertama ekspor tuna kita merosot. Tahun lalu pun, ekspor tuna Indonesia menurun 6,5% dibandingkan ekspor tuna tahun 2009 yang sebanyak 131.000 ton.

Meski ekspor merosot, namun harga tuna yang melambung membuat nilai ekspor tuna tahun lalu masih lebih tinggi ketimbang 2009. Tahun 2009, nilai ekspor tuna menyentuh US$ 352,3 juta. Nah, tahun lalu nilai ekspor ini melesat 8,7% menjadi US$ 383,2 juta. "Ekspor paling banyak ke Jepang. Ke AS ada tapi tidak terlalu banyak," kata Amin.

Serupa dengan Raditya, Amin pun khawatir ekspor tuna ke AS yang sudah sedikit ini kembali akan merosot dengan pemberlakuan tarif pemeriksaan daging impor. Pun begitu, Amin belum bisa mengkalkulasikan besar penurunan ekspor tuna ke AS. Sebab menurutnya, kebijakan ini baru akan terasa dampaknya tiga bulan sebelum diberlakukan.

Mengomentari hal ini, Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (APSI) memandang AS memang sedang memperketat aturan impor ikan. "AS gencar menerapkan kebijakan untuk melindungi produk perikanan yang masuk ke negerinya," jelas Thomas.

Jadi, yang mengalami penurunan bukan hanya tuna asal Indonesia, melainkan impor ikan dari semua negara. Selain tuna, ekspor kepiting dan produk alat tangkap ke AS juga berpotensi turun. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×