Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El Nino yang bisa membawa dampak kemarau panjang ternyata tak terlalu berpengaruh bagi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT). Buktinya, saat ini, produksi sawit ANJT tidak turun walau terjadi El Nino di tanah air.
Pasalnya, hingga bulan Agustus 2023, ANJT mencatatkan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 9,6% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
“Adapun volume penjualan CPO di delapan bulan di tahun 2023 juga meningkat sebesar 13% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Kenaikan volume penjualan CPO ini sejalan dengan dengan peningkatan volume produksi CPO,” ungkap Nopri Pitoy, Direktur Keuangan ANJT saat dihubungi Kontan, Jumat (22/9).
Lebih lanjut, Nopri bilang bahwa El Nino memang merupakan fenomena alam yang memicu terjadinya kondisi kekeringan yang dapat berdampak negatif terhadap hasil produksi apabila tidak dilakukan langkah-langkah mitigasi yang memadai.
“Dalam menghadapi fenomena El Nino, kami tidak menerapkan strategi sesaat karena industri agrikultur memerlukan strategi berkelanjutan untuk jangka panjang,” katanya.
Baca Juga: Ekspor Edamame Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Terus Melaju
Sejak tahun 2015, ANJT telah menerapkan prinsip regenerative agriculture pada perkebunan kami yang berfungsi untuk rehabilitasi dan revitalisasi ekosistem seperti tanah dan air untuk meningkatkan kualitas lahan perkebunan.
“Hal ini membantu menjaga kelembapan dan memperbaiki struktur tanah karena kami mengutamakan keseimbangan ekosistem alam, seperti aplikasi mikroba selektif, bakteri dan fungi melalui bio organic compost, yang bermanfaat bagi peningkatan kesuburan tanah dan sekaligus mencegah hama penyakit pada tanaman,” jelasnya.
Disamping itu, sejak tahun 2021 ANJT juga telah menerapkan sistem fertigasi tetes (drip fertigation) yang memungkinkan melakukan pemupukan menggunakan media air yang diteteskan langsung ke pokok-pokok tanaman.
“Sehingga di tengah musim kemarau proses pemupukan tidak terganggu dan kelembapan tanah dapat terjaga dengan penggunaan air yang minimum,” katanya.
Dari sisi pupuk, ANJT mengaplikasikan pupuk organik yang berasal dari proses pengomposan dengan memanfaatkan limbah padat perkebunan kelapa sawit berupa janjang buah kosong dan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME).
Pengaplikasian pupuk kompos ungkap dia, mampu memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta menjaga kelembapan tanah.
“Kami juga melakukan penyerbukan buatan (assisted pollination) untuk menjaga proses polinasi tetap baik di tengah musim kemarau karena kami perkirakan populasi serangga yang membantu penyerbukan akan mengalami penurunan akibat kenaikan suhu udara,” katanya.
Hal yang juga penting dalam menjaga produktivitas perkebunan milik perseroan ungkap dia adalah dilakukan peremajaan kembali (replanting) atas tanaman tua karena tanaman muda dengan varietas baru yang lebih adaptif dan selektif, sehingga akan lebih baik dalam beradaptasi menghadapi perubahan iklim tersebut.
“Sejak tahun 2015 kami telah melakukan replanting seluas 10.134 hektare (ha). Inovasi-inovasi agronomi tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan produktivitas dan mitigasi efek dari El Nino,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News