Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menguatnya harga minyak mentah saat ini akan memberikan berkah tersendiri bagi perusahaan jasa energi PT Elnusa Tbk (ELSA).
Manager of Corporate Communications Elnusa, Jayanty Oktavia Maulina menyatakan, kenaikan harga minyak mentah akan memberikan kepastian kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam melaksanakan kegiatan sektor migas. Maka itu, pihaknya berharap menguatnya harga minyak dunia saat ini dapat membuka peluang bisnis lebih besar bagi Elnusa sebagai perusahaan jasa energi.
“Kenaikan harga minyak biasanya mendorong peningkatan aktivitas eksplorasi dan produksi oleh klien kami, yang pada gilirannya bisa berdampak pada kenaikan harga jasa dan penyewaan alat migas,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/10).
Namun sebagai catatan penting, Jayanty menyatakan, perubahan harga jasa dan penyewaan alat migas tergantung pada dinamika pasar dan perjanjian kontraktual yang dimiliki dengan klien.
Baca Juga: Per Agustus 2023, Elnusa (ELSA) Kantongi Kontrak Rp 11,30 Triliun
“Untuk kami sebagai penyedia layanan jasa migas, sebagian besar kontrak kami dengan klien telah memiliki batasan harga tertentu dan tidak terpengaruh secara langsung oleh fluktuasi harga minyak,” ujarnya.
Sehingga bisa dikatakan, menguatnya harga minyak saat ini tidak serta-merta memberikan dampak signifikan bagi kinerja keuangan ELSA.
Meski begitu, tetap ada peluang yang bisa ditadah Elnusa di tengah momentum kenaikan harga minyak dunia.
Jayanty bilang, peningkatan harga minyak cenderung mendorong perusahaan-perusahaan di industri minyak dan gas untuk meningkatkan investasi dan eksplorasi. Hal ini berpotensi membuka peluang bisnis baru dan peningkatan permintaan terhadap layanan ELSA.
“Adapun proyeksi pendapatan kami terkait dengan kenaikan harga minyak akan terus dievaluasi seiring berjalannya waktu, sambil tetap memperhatikan volatilitas pasar minyak global,” terangnya.
Untuk memanfaatkan momentum ini, Elnusa akan fokus pada efisiensi operasional, inovasi, dan pelayanan kepada klien.
Pihaknya juga akan meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan untuk memenuhi permintaan yang mungkin meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak.
“Kami juga akan tetap memantau tren dan peluang di sektor minyak dan gas, serta mempertimbangkan ekspansi ke segmen bisnis yang berpotensi tumbuh. Dengan demikian, kami berharap dapat mendulang kinerja yang lebih tinggi di akhir tahun ini dan dalam jangka panjang,” terangnya.
Sampai dengan Agustus 2023, ELSA menorehkan realisasi kontrak kerja konsolidasi sebesar Rp 11,30 triliun atau tumbuh 14% secara year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 9,91 triliun.
Realisasi kontrak yang telah dicatatkan terdiri atas kontrak baru yang akan dikerjakan hingga 2024 dan juga carry over beberapa kontrak yang baru terealisasikan dari tahun sebelumnya.
Adapun beberapa proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak memiliki komposisi 59% pada Jasa Distribusi dan Logistik Energi, 30% Jasa Hulu Migas, dan sisanya 11% pada Jasa Penunjang Migas dengan didominasi oleh Pertamina Group sebesar 74% dan non Pertamina Group 26%.
Di sepanjang 2023, ELSA menargetkan pertumbuhan sebesar 12% dari Rencana Kerja 2022, begitupun dari sisi net profit ditargetkan akan naik 14% dari Rencana Kerja 2022.
Di sepanjang tahun ini, ELSA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) berkisar Rp 500 miliar yang sebagian besar atau 46% dialokasikan untuk maintain capacity alat survei seismic darat dan juga perawatan sumur.
Lalu sekitar 35% dialokasikan untuk pertumbuhan bisnis pada kegiatan pemeliharaan kapasitas kelengkapan seperti pekerjaan Hydraulic Workover (HWU), Mobile Well Testing serta Jasa Distribusi dan Logistik Energi untuk pembangunan dan revitalisasi Terminal Petroleum Liquefied Gas (TPLG) di Kolaka, Tanjung Pandan, dan Labuan Bajo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News