Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Posisi direktur utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kini kosong. Ini setelah Emirsyah Satar mengundurkan diri sebagai direktur utama maskapai penerbangan nasional itu.
"Surat pengunduran diri ini kami terima 10 Desember," tulis Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum GIAA, Hariyanto AP, dalam keterbukaan informasi, Kamis, (11/12).
Pengunduran diri Emir menjadi salah satu agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini. Adapun, pengunduran dirinya akan efektif usai mendapat persetujuan RUPSLB.
Sekadar informasi, Emir menjabat sebagai Direktur Utama GIAA sejak 2005. Sebelumnya, ia adalah Direktur Keuangan GIAA pada tahun 2003.
Namun di bawah kepemimpinannya, kinerja GIAA tak mampu terbang tinggi. Pada kuartal ketiga 2014, GIAA menelan kerugian sebesar US$ 219,54 juta. Kerugian tersebut membengkak 1.362,62% dari US$ 15,01 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Padahal, pendapatan GIAA mampu tumbuh 4,08% dari US$ 2,68 miliar ke posisi US$ 2,8 miliar. Pendapatan penerbangan berjadwal berkontribusi terbesar dengan kenaikan 5,1% dari US$ 2,35 miliar menjadi US$ 2,47 miliar. Lalu pendapatan penerbangan tidak berjadwal tumbuh 19,03% dari US$ 89,99 juta ke posisi US$ 107,12 juta. Namun, pendapatan lainnya jatuh 8,81% dari US$ 241,68 juta menjadi US$ 220,38 juta.
Lalu beban usaha GIAA melambung 13,38% dari US$ 2,69 miliar menjadi US$ 3,05 miliar. Di situ, beban operasional penerbangannya naik 17,61% dari US$ 1,59 miliar ke posisi US$ 1,87 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News