kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten penunjang migas poles kinerja


Minggu, 30 Juni 2019 / 17:59 WIB
Emiten penunjang migas poles kinerja


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah emiten penunjang migas optimis mampu mencetak kinerja yang positif sepanjang tahun ini. Misalnya saja PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS), tahun ini mereka memasang target pertumbuhan pendapatan sebesar 25% menjadi Rp 1,6 triliun ketimbang perolehan tahun 2018.

Direktur Utama RUIS, Sofwan Farisyi menyampaikan ada beberapa indikator secara makro yang mampu menunjang kinerja perusahaan. Seperti harga minyak yang diperkirakan berkisar US$ 60 hingga US$ 70 per barrel (bbl) pada 2019 dan mereka melihat wilayah kerja migas yang banyak diminati menjadi hal positif pada tahun ini.
RUIS mengincar perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,6 triliun, hingga Mei 2019 sudah menggenggam Rp 3,3 triliun.

Pada tahun ini RUIS akan mengembangkan bisnis jasa penyedia dan pengoperasian mobile offshore production unit (MOPU), yang mana mereka sudah menandatangai salah satu kontrak dengan Santos Pty Ltd dengan nilai US$ 90,3 juta untuk jangka waktu 5 tahun. “Pekerjaan ini akan mulai pada Maret 2020,” katanya, Kamis (27/6).

Guna pengembangan MOPU, RUIS mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 17,2 juta, hingga Mei 2019 sudah terserap sebesar US$ 5 juta. Dana belanja modal ini berasal dari sindikasi bank dengan nilai US$ 16,4 juta untuk kebutuhan investasi bisnis utama mereka. Sedangkan sampai triwulan pertama 2019, RUIS mencatat pertumbuhan pendapatan 19,24% menjadi Rp 335,26 miliar.

Tak hanya RUIS, Perusahaan yang bergerak sebagai penyedia jasa energi terintegrasi yakni PT Elnusa Tbk pun tengah mengoptimalkan kinerja di seluruh segmen bisnisnya. Head of Corporate Communications Elnusa, Wahyu Irfan menyampaikan pada semester dua tahun 2019 masih melanjutkan untuk memacu di seluruh segmen, salah satunya segmen jasa hulu migas.

Emiten berkode saham ELSA ini juga sedang mengikuti tender untuk kontrak di luar negeri. Sementara untuk dalam negeri mereka sedang membantu Pertamina Hulu Energi untuk melakukan survei seismik marine pada Blok North Sumatera Offshore.

Wahyu bilang, saat ini ada beberapa proyek survei seismik baik di darat maupun laut masih yang masih dalam proses pengerjaan.
“Wilayahnya tersebar di Sulawesi, Perairan Sumatera, Jawa Timur, dan sebagainya, beberapa proyek jasa pengelolaan lapangan minyak di berbagai wilayah Indonesia, terutama untuk jasa berbasis nonaset EPC and OM,” paparnya pada Kontan, Kamis (27/6).

Hingga kuartal pertama tahun ini, ELSA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun naik 31%year on year (yoy), sementara untuk belanja modal mereka menyiapkan sebanyak Rp 1 triliun untuk tahun 2019, nilai tersebut meningkat 66,67% ketimbang alokasi belanja modal pada tahun lalu Rp 600 miliar.

Sementara itu, emiten jasa kontruksi penunjang minyak dan gas bumi yakni PT Perdana Karya Perkasa Tbk tak muluk-muluk dalam memasang target pertumbuhan kinerja, yang pasti emiten bersandi PKPK ini tak ingin menanggung rugi pada tahun ini.

Direktur Independen Perdana Karya Perkasa, Untung Haryono berharap segera mendekap kontrak anyar agar mencatat kinerja ciamik pada tahun ini. Sekarang mereka sedang mengikuti empat tender dengan total Rp 230 miliar. Ia percaya mampu memenangkan salah satu dari tender tersebut.

Pada periode Januari hingga Maret 2019, PKPK mengantongi pendapatan Rp 3,42 miliar tumbuh 2,70% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,33 miliar, dengan laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk Rp 10,67 juta, pada periode yang sama tahun sebelumnya mereka masih menanggung rugi Rp 579,59 juta.

“Kita harap dapat salah satu kontrak, apabila kontrak dapat kita optimis bisa membukukan laba tahun ini,” ungkapnya.

Mengenai prospek kinerja emiten migas, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengungkapkan emiten migas masih berpeluang mencetak kinerja yang positif di tengah harga minyak yang stabil di area US$ 50 ditambah ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran membuat harga minyak kembali menguat.

“Untuk PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga akan mengakuisisi ophir energi, sehingga membuat perusahaan mempunyai prospek untuk mencetak keuntungan lebih di tahun ini,” ungkapnya, Minggu (30/6).

Ia menambahlan kendala dari emiten penunjang migas saat ini yaitu ketidakpastian harga minyak dunia yang cukup volatile belakangan ini. ”Strategi yang perlu dilakukan yaitu meningkatkan efisiensi operasional sehingga profit semakin tinggi serta mengincar proyek-proyek dalam menggarap blok-blok yang masih dipegang oleh kontraktor luar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×