kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Emiten ternak pusing soal harga ayam


Senin, 24 Maret 2014 / 16:23 WIB
Emiten ternak pusing soal harga ayam
ILUSTRASI. Dua emiten komoditas milik Grup Bakrie, ENRG dan BRMS kompak mencetak pertumbuhan kinerja hingga kuartal ketiga 2022.


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kenaikan harga pakan yang terjadi akibat pelemahan rupiah sejak akhir tahun lalu membuat pusing emiten poultry dan peternak ayam rakyat. Pasalnya, harga jual anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) dan daging ayam di tingkat eceran tidak mengalami kenaikan atau bahkan cenderung melandai.

Eko P. Sandjojo, Wakil Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk mengatakan, dengan kondisi ini sebenarnya perusahaan peternakan ayam mengalami kerugian. "Kenaikan harga pakan, tidak berpengaruh terhadap harga jual ayam atau DOC," kata Eko, Senin (24/3).

Harga jual DOC atau ayam lebih disebabkan oleh faktor persaingan usaha serta suplai dan permintaan. Sehingga bila terjadi kenaikan terhadap salah satu komponen produksi seperti pakan maka tidak secara otomatis para produsen DOC atau ayam ikut menaikkan harga jual.

Sekedar informasi, harga jual DOC Sierad pada rata-rata awal tahun ini berada di kisaran Rp 5.100 per ekor. Harga ini relatif sama bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, harga pokok produksi mengalami peningkatan dari Rp 3.000 per ekor menjadi Rp 4.500 per ekor.

Tahun ini, emiten berkode saham SIPD ini merencanakan produksi DOC sebanyak 120 juta ekor atau naik 33,3% dibandingkan tahun lalu yang mencapai sekitar 90 juta ekor. Catatan saja, mayoritas atau sekitar 90% DOC produksi Sierad dipasarkan ke peternak umum (free market), hanya 10% yang dijual ke peternak mitra.

Eko menambahkan, kondisi yang lebih buruk terjadi pada harga daging ayam. Saat ini banyak peternak yang mengalami kerugian. Harga daging ayam di tingkat eceran saat ini berada di kisaran Rp 13.000 per kilogram (kg). Padahal harga pokok produksi yang harus ditanggung peternak mencapai Rp 15.000 per kg.

Seperti halnya DOC, biaya pokok produksi untuk ayam juga mengalami peningkatan akibat naiknya harga pakan yang mencapai 10%. Eko bilang, tahun lalu biaya produksi ayam masih berada di kisaran Rp 13.000 per kg. "Akibatnya banyak peternak yang telat mengembalikan pinjamannya ke feedmill (pakan ternak)," kata Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×