Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah seperti kehilangan akal, ketika mengurusi penumpukan truk di Pelabuhan Merak, Banten. Apalagi, antrean truk pengangkut hingga puluhan kilometer yang berlangsung sampai berhari-hari, kerap terulang setiap tahun.
"Inti persoalannya ada empat,” kaya Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan di Jakarta, Senin (4/6). Apa saja persoalan pelabuhan Merak tersebut:
Pertama, pengaturan jadwal yang tidak tertib dan ketat, karena banyak praktik pungli kepada para sopir.
Kedua, lanjutnya, manajemen pengelolaan pelabuhan yang lemah, tidak efisien, dan amburadul.
Ketiga, keterbatasan sarana utama pendukung pelabuhan yang semakin tidak memadai, antara lain dermaga.
Keempat, kapasitas kapal di pelabuhan tidak sesuai dengan permintaan penyeberangan .
Anehnya, kata Syahganda, pemerintah pusat terkesan mendiamkan, hingga masalah itu kerap terkatung-katung lama. Hal ini menurutnya mencerminkan pemerintah seperti kehilangan akal dalam menuntaskan kasus penumpukan truk tersebut.
"Jika dibiarkan terus, persoalan ini bukan lagi mengganggu arus distribusi barang yang dibutuhkan masyarakat, namun akan membuat kian runyam dari waktu ke waktu," paparnya.
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, tutur Syahganda, harus mengatasi kekisruhan pelayanan truk di Pelabuhan Merak. Kemungkinan, kasus serupa juga terjadi di pelabuhan daerah lain di Indonesia.
Adanya keinginan menunggu pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) Merak-Bakauheni, dipandang sebagai cara untuk lepas tangan terhadap kemelut penumpukan truk yang berulang-ulang.
Menurut Syahganda, penumpukan truk harus segera diselesaikan tanpa perlu menunggu pembangunan JSS, di antaranya dengan menambah kapasitas kapal muat untuk mengangkut jumlah truk yang akan terus berpotensi menumpuk.
"Dalam masa darurat sekarang ini, pemerintah meminta bantuan TNI AL untuk mengoperasikan kapal-kapalnya," cetus Syahganda.
Untuk jangka pendek, bisa pula memindahkan sebagian truk ke pelabuhan milik Pelindo di Bojonegara, Serang, atau pelabuhan milik Krakatau Steel.
Sedangkan dalam jangka panjang, sudah saatnya pengelola Pelabuhan Merak menambah sarana dermaga untuk akses muat yang lebih besar, untuk menyeberangkan angkutan kendaraan yang volumenya semakin bertambah. (Yogi Gustaman/Tribunnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News