kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.913   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Empat PSN sektor migas terkendala, perbaikan regulasi dan insentif dibutuhkan


Selasa, 15 Desember 2020 / 18:04 WIB
Empat PSN sektor migas terkendala, perbaikan regulasi dan insentif dibutuhkan
ILUSTRASI. Empat proyek strategis nasional (PSN) sektor migas masih terkendala.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat Proyek Strategis Nasional (PSN) masih terus digarap demi mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030. Sayang, proyek-proyek tersebut masih harus menemui berbagai kendala.

Keempat PSN yang dimaksud meliputi proyek Jambaran Tiung Biru (JTB), proyek Tangguh Train III, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan proyek Blok Masela.

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, proyek JTB dikerjakan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku anak usaha PT Pertamina (Persero). Awal November lalu, PEPC telah merampungkan pengeboran 6 sumur proyek JTB demi mengejar target on stram pada tahun 2021 mendatang. Nantinya, JTB memiliki produksi rata-rata sales gas sebesar 192 MMSCFD.

Kemudian, proyek Tangguh Train III yang dikerjakan oleh BP Berau Ltd ditargetkan on stream pada akhir tahun 2021. Sebelumnya, proyek ini ditargetkan selesai dan on stream pada tahun 2020. SKK Migas pun pernah menyebut, penjualan gas proyek Tangguh Train III oleh BP Berau Ltd mencapai 595 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Baca Juga: Ini strategi Kementerian ESDM untuk kejar target 1 juta barel per hari di 2030

Berikutnya, terdapat proyek IDD yang ditargetkan on stream pada tahun 2025 mendatang. Namun, proyek tersebut bermasalah lantaran Chevron Pacific Indonesia dikabarkan hengkang dari proyek tersebut. Perusahaan migas asal Italia, ENI disebut-sebut bakal menggantikan Chevron di Blok IDD.

Terakhir, ada proyek Gas Abadi Blok Masela yang menghadapi kendala serupa, yakni ditinggal salah satu investornya Royal Dutch Shell Plc. Lantas, Inpex Corporation selaku pemegang saham terbesar di proyek tersebut masih berupaya mencari investor sebagai pengganti Shell. Proyek yang bernilai investasi mencapai US$ 20 miliar ini sejatinya ditargetkan on stream pada tahun 2027 nanti.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengonfirmasi, sejauh ini seluruh PSN yang sedang berlangsung tidak mengalami perubahan target on stream. Pihaknya pun masih terus melakukan pemantauan terhadap masing-masing proyek.

“Target on stream tetap kami jaga karena masih ada ruang untuk pemulihan in case ada slipped,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (15/12).

Dia memberi contoh, proyek JTB dan Tangguh Train III tetap direncanakan on stream pada tahun 2021 mendatang. Namun, target on stream tersebut masih ada ketergantungan dengan perkembangan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Sedangkan untuk proyek IDD dan Blok Masela memang masih terus dilakukan proses adjustment usai hengkangnya investor di kedua proyek tersebut. “Jadi belum selesai,” imbuh Julius.

Baca Juga: Petrokimia bakal jadi andalan Pertamina demi tarik investor



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×