kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Kementerian ESDM untuk kejar target 1 juta barel per hari di 2030


Senin, 14 Desember 2020 / 17:14 WIB
Ini strategi Kementerian ESDM untuk kejar target 1 juta barel per hari di 2030
ILUSTRASI. Pengeboran minyak Pertamina


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerapkan tiga strategi demi mengejar target produksi 1 juta barel per hari (BPH) pada 2030 mendatang.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial bilang penerapan tiga strategi ini meliputi peningkatan reserve to production, melakukan eksplorasi masif dan penerapan teknologi peningkatan produksi melalui Enchanced Oil Recovery (EOR).

"RTP itu percepatan dari proyek yang sedang proses approval, persetujuan POD untuk bisa dipercepat produksinya," kata dia dalam diskusi virtual, Senin (14/12).

Ego mengungkapkan, di sektor migas tercatat ada lebih dari 20 proyek migas yang tengah berlangsung. Dari jumlah tersebut terdapat empat proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Keempat proyek tersebut yakni Jambaran Tiung Biru, Indonesia Deep Water Development (IDD), Tangguh Train III dan Blok Masela.

Baca Juga: Petrokimia bakal jadi andalan Pertamina demi tarik investor

Selain melalui RTP, Ego memastikan upaya eksplorasi masif juga bakal jadi salah satu fokus. Dia menjelaskan dari 128 cekungan, masih ada 68 cekungan yang belum disentuh atau tergarap.

Sebagai tahapan awal, sebelumnya telah dilakukan survei seismik mencakup 32.000 km2 yang disebut Ego menyasar sebagian potensi cekungan yang ada.

Tahapan terakhir yakni melalui EOR. Ego bilang Kementerian ESDM telah melakukan identifikasi pada sejumlah lapangan migas yang berpotensi dilakukan EOR.

Kendati demikian, dia belum mau merinci lapangan mana saja yang masuk pemetaan.

Yang terang, Ego mengungkapkan penerapan EOR sangat bergantung pada harga minyak serta sisa cadangan tiap lapangan. Untuk itu ia berharap harga minyak dapat kembali pulih agar penerapan EOR dapat dilakukan.

"Kami sedang tunggu nanti harga minyak cukup baik karena teknologi ini butuh biaya tinggi," pungkas Ego.

Selanjutnya: Proyek kilang butuh investasi hingga US$ 40 miliar, Pertamina cari mitra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×