Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan migas asal Italia, ENI berencana membantu program memasak bersih (clean cooking) dengan membawa kompor listrik ke Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bagian dari nota kesepahaman yang diteken Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan ENI mengenai dekarbonisasi Jumat (2/2).
Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut atas lawatan Kementerian ESDM ke kantor ENI di Italia pada tanggal 21-24 Januari 2024 lalu.
“Mereka (ENI) jangka pendek akan bawa kompor listrik diberikan bantuan ke Indonesia,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto ditemui di Gedung ESDM, Jumat (2/2).
Baca Juga: Investasi ENI di Indonesia Bisa Lebih dari Rp 250 Triliun, Ini Deretan Proyeknya
Selain itu, ENI juga dikabarkan akan membangun fasilitas limbah menjadi energi (waste to energy) di Tanah Air.
Melansir laman resmi ENI, saat ini perusahaan hulu migas tersebut telah melaksanakan proyek masak berkelanjutan di Pemba, Mozambik. Di sana mereka mendorong penggunaan alat masak yang lebih hemat energi di masyarakat, khususunya oleh perusahaan kecil lokal.
Inisiatif di Mozambik ini berkontribusi pada peningkatan keberlanjutan program pemanfaatan gas alam di Cekungan Rovuma, tempat ENI beroperasi melalui proyek Rovuma LNG dan Coral South.
Program kompor listrik ENI di Mozambik ini dilaksanakan sejak 2018 hingga sekarang. Tipe aktivitasnya untuk meningkatkan akses energi off grid, diversifikasi ekonomi, hingga meningkatkan kesehatan masyarakat.
Alat masak baru listrik untuk Kota Pemba di Mozambik diklaim lebih efisien dan berkelanjutan baik dari segi lingkungan maupun kesehatan. Peralatan ini membuat masyarakat mengurangi konsumsi arang.
Selain itu, Dwi menerangkan kerja sama dengan ENI juga akan dijajaki ke sektor agrikultur di mana ada potensi mengolah bijih karet menjadi energi.
Dwi tidak menampik, kerja sama Indonesia dengan ENI juga akan diperluas ke bisnis Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS).
“Proyek CCS/CCUS ini bisa mengantisipasi bisnis carbon trading di masa depan,” kata Dwi.
Meski demikian, Dwi belum bisa membeberkan nilai kerja sama di sektor dekarbonisasi ini karena baru masuk tahap studi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













