Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Djoko bilang, pemerintah mengambil beberapa langkah untuk menggenjot produksi. Strategi peningkatan cadangan dan produksi minyak dan gas antara lain melalui open data, join study, percepatan POD, mempermudah lelang wilayah kerja, dan gross split.
Selain itu juga diadakan penawaran wilayah kerja baru dan mendorong peningkatan kegiatan eksplorasi, serta melakukan Enhanced Oil Recovery (EOR) melalui secondary dan tertiary recovery. "Tanpa penemuan cadangan yg baru, pasti turun karena minyak kan tak terbarukan. Kalau terus dikuras ya habis," ujar Djoko.
Karenanya, untuk menekan laju penurunan, eksplorasi sumur-sumur tua akan menerapkan teknologi EOR. Guna mewujudkan hal tersebut, Djoko Siswanto bilang, dalam waktu dekat, pihaknya akan membentuk panitia kerja untuk percepatan penerapan teknologi EOR.
"Mempercepat pelaksanaan EOR, kalau sudah fullscale nanti bisa menambah produksi. Ya (seperti) 100.000 untuk Rokan," katanya.
Djoko melanjutkan, selama ini, salah satu yang menjadi persoalan dalam EOR ialah masalah bahan chemical yang dipakai. Tak sedikit kontraktor yang menggunakan bahan dari impor. Padahal, lanjut Djoko, produk Indonesia juga bisa bersaing. "Padahal kita juga bisa. Lebih murah, hasilnya bisa diadu, bisa di test lab," ujarnya.
Percobaan penerapan EOR antara lain dilakukan di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan. Hingga 23 Agustus 2018, sumur injeksi T-046i sudah siap.