Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan di industri e-commerce makin ketat. Bahkan, saat ini hanya terdapat dua hingga tiga pemain besar saja yang masih mempertahankan posisinya. Sedangkan pemain lainnya dianggap sebagai alternatif.
Karena itu, sejumlah skema baru juga dilakukan perusahaan e-commerce untuk tetap mempertahankan posisinya. Salah satunya dengan perubahan skema terhadap para merchantnya.
“Persaingan di e-commerce memang lebih ketat dibanding sektor lainnya, khususnya Business to consumer (B2C). Model bisnis yang bisa bertahan adalah padat modal dan integrasi antar pemain dalam superapps,” kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Kontan.co.id, Kamis (2/6).
Baca Juga: Tokopedia Lakukan Penyesuaian Tarif Layanan, Ini Alasannya
Bhima menambahkan, saat ini industri e-commerce mulai keluar dari era pembakaran uang. Alhasil, pemain e-commerce mulai melakukan pengurangan promo dan diskon serta membebankan biaya operasional lebih besar kepada merchant.
“Sudah bisa diperkirakan bahwa harga produk yang seolah murah di level konsumen adalah temporer, karena tidak mungkin pihak aplikasi bakar uang terus menerus,” tutup Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News