Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) mencatatkan kinerja yang menurun sepanjang kuartal ketiga tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, perseroan mengalami penurunan laba sebesar 56,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari Rp 399,6 juta pada kuartal ketiga 2023 menjadi Rp 175,8 juta di kuartal yang sama 2024.
Pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan 16,04% secara year-on-year (YoY), dari Rp 103,7 miliar pada 2023 menjadi Rp 87,1 miliar pada kuartal ketiga tahun ini.
Johan Rose, Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk, menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor eksternal yang sangat mempengaruhi penurunan kinerja IKAN pada tahun ini.
Baca Juga: Menperin Ungkap Pemindahan Pelabuhan Impor akan Jadi Salah Satu Program Prioritas
"Kepadatan jalur pengiriman container laut pada kuartal ketiga akibat kenaikan tarif impor dari China ke Amerika Serikat menyebabkan kelangkaan slot space container. Hal ini mengakibatkan lonjakan biaya pengiriman serta tertundanya pengiriman produk perikanan kami,” jelas Johan kepada KONTAN, Kamis (7/11).
Selain itu, ketidakstabilan geopolitik global, terutama terkait perang yang meningkat di Timur Tengah, turut memberikan dampak terhadap kegiatan operasional dan logistik perusahaan.
“Kondisi eksternal yang tidak stabil ini menambah tantangan bagi kami dalam menjaga kinerja yang stabil di tengah tantangan global,” tambah Johan.
Meskipun mengalami penurunan kinerja pada kuartal ketiga, IKAN tetap optimis untuk mengejar target pertumbuhan pendapatan sebesar 15% hingga akhir tahun 2024.
Menurut Johan, hingga saat ini perseroan tidak melakukan revisi target dan terus berusaha meningkatkan penjualan sesuai target awal.
“Kami berusaha maksimal untuk mencapai target pertumbuhan yang sudah ditetapkan. Perseroan telah mengintensifkan pengembangan pasar baru sebagai salah satu strategi untuk memperluas jangkauan produk kami,” ungkapnya.
Namun, Johan juga menegaskan bahwa saat ini perusahaan belum memiliki rencana untuk diversifikasi produk.
Dalam upayanya untuk menggenjot penjualan, IKAN lebih memprioritaskan pengembangan pasar baru guna memperluas pangsa pasar.
“Pengembangan pasar baru menjadi fokus utama kami untuk meningkatkan penjualan. Kami melihat ada potensi besar di beberapa wilayah yang belum terjamah dengan baik oleh produk kami,” jelas Johan.
Di sisi lain, perseroan telah menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 1 miliar hingga kuartal ketiga tahun 2024, yang digunakan untuk pembelian mesin baru dan perawatan mesin.
"Capex yang terserap ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga kualitas produk agar tetap kompetitif di pasar,” tambahnya.
Mengenai kebijakan dari pemerintahan baru, Johan menyatakan bahwa saat ini belum ada kebijakan signifikan yang dapat memengaruhi langsung prospek bisnis IKAN.
"Kami akan terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah yang mungkin berdampak pada industri, namun sejauh ini belum ada kebijakan yang terlihat signifikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News