Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu keberlanjutan (sustainability) kini tidak lagi dianggap sebagai elemen pelengkap dalam strategi bisnis. Semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor menjadikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sebagai bagian penting dalam operasional dan perencanaan jangka panjang.
Dorongan untuk menerapkan prinsip keberlanjutan datang dari berbagai arah. Konsumen saat ini lebih kritis terhadap praktik bisnis yang mereka dukung. Mereka cenderung memilih merek yang memiliki tanggung jawab sosial dan peduli terhadap lingkungan. Hal ini membuat perusahaan perlu bertransformasi, tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga dampak terhadap masyarakat dan bumi.
Erha, salah satu yang berkomitmen menjalankan aspek keberlanjutan. Terbaru, perusahaan klinik kecantikan ini berhasil mengelola 2,6 juta botol plastik bekas kemasan produk sebagai bagian dari program Start to Change.
Untuk merayakan keberhasilan tersebut, Erha melakukan penanaman 300 pohon mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara. Aksi tanam mangrove ini diikuti oleh 40 anggota komunitas Start to Change Heroes, yang terdiri dari pelanggan aktif Erha Ultimate yang peduli lingkungan dan rutin mengembalikan botol kosmetik bekas pakai ke klinik Erha.
Baca Juga: Ini Upaya Dermies Max ERHA Dukung Sektor Pendidikan
Menurut Global Mangrove Alliance, lebih dari 60% hutan mangrove dunia telah rusak atau hilang dalam dua dekade terakhir. Padahal, Indonesia menyimpan sekitar 20–25% dari total ekosistem mangrove dunia dengan luas mencapai 3,36 juta hektare (ha). Oleh karena itu, menjaga kelestarian mangrove menjadi tanggung jawab bersama.
Oemar Saputra, Head of Sustainability & People Relations Arya Noble Group (induk usaha Erha), mengatakan bahwa program Start to Change merupakan bentuk nyata kontribusi Erha bersama pelanggannya terhadap lingkungan.
“Selama ini, sudah 2,6 juta botol yang berhasil kami kumpulkan dan kelola. Hari ini, kami ingin merayakannya dengan menanam mangrove bersama pelanggan yang punya semangat yang sama dalam menjaga lingkungan,” ujar dia dalam keterangannya, Minggu (21/7).
Program Start to Change tak hanya fokus pada pengumpulan botol plastik, tapi juga pada dampak sosial dan lingkungan. Sampah kosmetik yang dikumpulkan telah diolah menjadi berbagai produk berguna—mulai dari merchandise daur ulang hingga beasiswa pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
Untuk memudahkan pengembalian sampah kosmetik, Erha bahkan telah meluncurkan Cosmetic Reverse Vending Machine (CRVM)—mesin pintar pertama di Indonesia yang menerima botol kosmetik bekas secara otomatis. Mesin ini sudah tersedia di lima lokasi di Jabodetabek, seperti Aeon Mall BSD dan Senayan Park.
Baca Juga: Sasar Segmen Atas, Erha Ekspansi Bisnis Klinik Kulit dan Rambut Premium
“Kami sadar bahwa mengumpulkan sampah kemasan bukan hal mudah. Tapi lewat kolaborasi dengan pelanggan dan mitra seperti Waste4Change, Plasticpay, dan Ecovisi Indonesia, kami terus berusaha memastikan botol bekas yang kami terima tidak berakhir di TPA,” tambah Oemar.
Sementara itu, Ratih Maduretno, Manajer Operasional Taman Wisata Alam Angke Kapuk, menyambut positif kolaborasi ini. “Kami masih punya 99 hektar lahan, tapi baru 60% yang tertanami mangrove. Kami berharap kerja sama dengan ERHA bisa membantu memperluas cakupan pelestarian mangrove di kawasan ini.”
Sejak diluncurkan, program Start to Change telah mengelola lebih dari 40 ton sampah kosmetik dan menggerakkan lebih dari 400.000 pelanggan sebagai agen perubahan.
Selanjutnya: Negosiasi Tarif Ekspor ke AS: Indonesia Incar 0% untuk CPO, Kakao, dan Tekstil
Menarik Dibaca: Samsung S25 Ultra Harga Juli 2025 Bawa Fitur AI Assistant, Canggih & Responsif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News