Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian ESDM mencatat sebanyak 37 proyek pembangkit listrik berkapasitas total 743 megawatt, yang merupakan bagian program 35.000 megawatt, sudah beroperasi.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Sujatmiko dalam rilis di Jakarta, Sabtu (6/5), mengatakan bahwa mayoritas pembangkit yang beroperasi tersebut memakai sumber energi bersih.
"Hingga April 2017, pembangkit listrik dari program 35.000 megawatt yang telah beroperasi sebesar 743 megawatt dan mayoritas berbahan bakar energi bersih," ujarnya.
Menurut dia, proyek 35.000 megawatt lainnya masih dalam tahap konstruksi sebesar 13.816 megawatt, tanda tangan kontrak 8.210 megawatt, pengadaan 5.845 megawatt, dan perencanaan 7.212 megawatt.
Sujatmiko menyebutkan sebanyak 30 dari 37 proyek pembangkit yang beroperasi itu menggunakan energi bersih mulai gas bumi, surya, air, hingga biogas, sedang tujuh proyek lainnya menggunakan diesel.
Pembangkit listrik di pulau terluar dan perbatasan, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua masih menggunakan pembangkit diesel (PLTD) dengan alasan dapat dibangun dengan cepat sehingga mempercepat pula pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Adapun pembangkit listrik energi bersih yang beroperasi, antara lain, Gorontalo Peaker berkapasitas 100 megawatt di Gorontalo dengan menggunakan gas bumi.
Berikutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Gorontalo berkapasitas 2 megawatt juga telah beroperasi.
Di wilayah Sumatera, ada sebanyak 16 pembangkit berbahan bakar gas, seperti Mobile Power Plant (MPP) Paya Pasir di Sumatera Utara dengan kapasitas 75 megawatt mulai operasi Februari 2017.
Sementara di Kabupaten Banyumas, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Logawa Baseh juga telah beroperasi secara komersial pada bulan Februari 2017.
Di Kalimantan, terdapat empat proyek mobile power plant (MPP), yaitu Pontianak 1-4 yang sudah menyumbang 100 megawatt dengan gas bumi.
MPP Pontianak 1-3 beroperasi penuh pada bulan Januari 2017 dan Unit 4 pada akhir 2016.
Di Nusa Tenggara Barat, MPP Lombok 1-2 dengan bahan bakar gas sudah beroperasi.
Pemerintah berkomitmen merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 megawatt yang 20.000 megawatt di antaranya ditargetkan selesai sebelum 2019.
Program 35.000 megawatt yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2015 bertujuan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News