Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat lonjakan nilai ekspor nikel dan produk turunannya sejak kebijakan larangan ekspor bijih nikel diberlakukan pada 2020.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, nilai ekspor nikel dan turunannya melonjak 927% atau naik 10,27 kali dari US$ 3,3 miliar pada 2017 menjadi US$ 33,9 miliar pada 2024.
“Hilirisasi adalah bagian dari strategi kemandirian bangsa dan pondasi untuk mencapai Indonesia Emas 2045 yang berlandaskan pada transformasi ekonomi berbasiskan nilai tambah,” ujar Yuliot dalam pembentukan Forum DPRD Provinsi Penghasil Nikel di Palu, Sulawesi Tengah, dalam keterangan resmi, Minggu (7/12/2025).
Baca Juga: Indonesia Terjebak Perangkap Nikel Akibat Strategi China?
Forum yang digagas DPRD Sulawesi Tengah tersebut menghimpun lima DPRD provinsi yang merupakan daerah penghasil nikel, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua Barat Daya.
Pembentukan forum ini dipandang sebagai langkah politik daerah untuk memperkuat posisi tawar dalam pengawasan industri nikel sekaligus menyampaikan aspirasi atas distribusi manfaat hilirisasi.
Yuliot memaparkan, saat ini terdapat 365 izin usaha pertambangan (IUP) nikel di enam provinsi penghasil. Sementara di sisi hilir, terdapat 79 smelter yang sudah beroperasi, 74 unit dalam tahap konstruksi, dan 17 smelter dalam tahap perencanaan dan perizinan.
Pemerintah memperkirakan hilirisasi mineral akan menyumbang investasi hingga US$ 618 miliar dan menciptakan 3 juta lapangan kerja baru pada 2040. Meski demikian, Yuliot mengingatkan agar setiap aktivitas pertambangan dan pengolahan mineral tetap mematuhi praktik pertambangan yang baik, termasuk pengendalian emisi dan pemulihan lingkungan pascaoperasi.
Selanjutnya: ACC Optimistis Industri Multifinance Dapat Catatkan Kinerja Positif pada 2026
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan 8-14 Desember 2025, Khong Guan Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













