Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan lelang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dibangun di atap gedung atau rumah (rooftop) mulai tahun ini. Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan energi surya.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Maritje Hutapea bertutur, pemerintah berinisiatif membuat PLTS di atas bangunan lantaran lahan perkotaan sudah mahal. Memang untuk membangun PLTS butuh lahan yang tidak sedikit.
Saat ini sudah ada, beberapa kementerian dan instansi pemerintah yang menyatakan tertarik memasang panel surya di atas bangunan yang mereka tempati. Seperti Istana Presiden, Istana Bogor, Kantor Menko Perekonomian, dan beberapa gedung pemerintah daerah (pemda). Selain itu juga ada bandara di Indonesia Timur.
"Mereka sangat welcome untuk PLTS rooftop. Ada bandara di Tambolaka, Maumere, Labuan Bajo dan satu lagi di Pulau Sumba. Kapasitas bervariasi dari satu bandara ke bandara lain," terangnya, Jumat (12/6).
Supaya bisa jalan, pemerintah bakal memulai pelelangan pembangunan PLTS atas gedung mulai tahun ini. Namun, ia belum bisa memastikan waktu pastinya. "Secepatnya, yang jelas mulai tahun ini akan dilelang," ungkapnya.
Nanti, pihak pemasang PLTS atap gedung ini tidak cuma mendapat listrik sendiri. Mereka juga bisa menjual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk itu saat ini pemerintah masih mengkaji tarif yang sesuai (fit in tarif) supaya ada minat investor.
Diharapkan kajian tarif ini bisa keluar akhir Juli 2015 lalu PLN pun wajib membeli listrik dari PLTS partikelir ini. Selain di kota besar, pembangunan PLTS atap gedung ini juga bisa dengan skala kecil yakni rumah tangga. Nilai investasinya antara US$ 4 per watt sampai US$ 5 per watt (saat beban puncak).
Dulu, besarannya bisa US$ 8 per watt-US$ 9 per watt (saat beban puncak). "Jadi modul investasi PLTS sekarang bisa lebih hemat 20%," katanya. Sekadar gambaran, PLTS atap gedung ini bisa menghasilkan daya 200 watt untuk modul energi surya dengan luas 60 cm x 100 cm. Pemerintah sudah anggarkan untuk proyek ini sebesar Rp 33,9 miliar pada tahun ini.
Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun menyatakan pihaknya komitmen untuk membeli listrik yang dihasilkan dari PLTS tersebut. "Kami akan beli," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News