Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tak ingin produksi migas turun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan saham tambahan bagi PT Total EP Indonesie dan Inpex Corp di Blok Mahakam. Jika sebelumnya, kedua perusahaan ini hanya mendapatkan porsi saham 30%, kini ditambah 9% menjadi 39%. Adapun 10% akan diberikan ke pemerintah daerah (pemda).
Dengan begitu, Pertamina akan memiliki 51% saham di Blok Mahakam melalui PT Pertamina Hulu Mahakam. Bukan hanya pemberian saham. Menteri ESDM Ignasius Jonan juga memberikan peluang bagi Total EP tetap menjadi operator. Menurut Jonan, ia sudah mengatakan ke Total EP agar membicarakan dengan Pertamina dan SKK Migas.
"Pertamina bisa menawarkan share down 39% saham maksimum, itu boleh karena 10% sahamnya ke pemerintah daerah. Pertamina harus mayoritas. Total bisa menawar, mau operator bersama atau operator dilanjutkan Total dan sebagainya. Pegawai juga saya kira tidak diganti," terang Jonan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/3).
Usut punya usut, latar belakang naiknya saham Total dan Inpex lantaran pemerintah takut produksi Mahakam akan turun. Sebab, dalam proposal kerja ke SKK Migas, Pertamina hanya akan mengebor 19 sumur.
Padahal saban tahun, Total EP mengebor di Blok Mahakam hingga 100 sumur agar produksi gas tak turun. Apalagi, Total EP juga merawat 8.500 sumur tua di Mahakam agar produksi terjaga.
Staf Khusus Bidang Komunikasi Kementerian ESDM Hadi Djuraid menerangkan, meski kontrak share down 30% kepada Total EP dan Inpex sudah diteken, masih ada kesempatan secara business to business, agar saham Total EP dan Inpex bisa 39%. Yang pasti, "Target pemerintah, produksi enggak boleh turun," ungkap Hadi, ke KONTAN, Senin (13/3).
Dia menyarankan agar PT Pertamina membicarakan soal operator ke SKK Migas. Pemerintah tak akan mengatur sedetail itu. "Silahkan bicarakan SKK Migas dan dengan Pertamina. Yang penting target pemerintah adalah, produksi enggak boleh turun, termasuk dalam masa transisi sekarang," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, PT Pertamina masih berpatokan pada putusan pemerintah sebelumnya, yang hanya memberikan 30% share down kepada Total EP dan Inpex.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengaku tidak mendengar langsung statement Jonan. "Tapi Pertamina tetap mengacu keputusan yang ada terkait operatorship maupun participating interest (PI). Pak Menteri juga menyampaikan silakan dibicarakan dengan Pertamina kan? " jelas Syamsu, ke KONTAN pada Senin (13/3).
Presiden dan General Manager PT Total EP Indonesie Arividya Novianto, enggan berkomentar terkait penambahan porsi saham tersebut. Pembicaraan terkait saham tersebut belum dilaksanakan. "Saya belum jawab, berarti belum," kata Novianto.
Sementara, Vice President Corporate Service Inpex Corporation Nico Muhyiddin mengungkapkan, Inpex akan mengikuti langkah Total terkait share saham. Inpex-Total dan Pertamina baru melakukan pembicaraan setelah meneken bridging agreement dan funding agreement.
Bridging agreement dan funding agreement baru saja ditandatangani ketiga pihak pada Senin (13/3) sore. "Kami baru diskusikan itu setelah tandatangan ini. Mulai pekan depan," kata Nico.
Dalam perjanjian ini juga mengukuhkan posisi PT Pertamina Hulu Mahakam agar mulai masuk ke Blok Mahakam pada 2017 ini atau tahun transisi. Di dalam ketentuan bridging agreement itu mengatur pelaksanaan kegiatan operasi yang dilakukan , sebagai operator eksisting pada tahun 2017 untuk kepentingan PT Pertamina Hulu Mahakam
Adapun, funding agreement mengatur tentang mekanisme pembiayaan PT Pertamina Hulu Mahakam atas kegiatan operasi PT Total EP Indonesie tahun 2017, sesuai bridging agreement.
Denie S. Tampubolon, Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina menjelaskan, terkait jumlah sumur yang dibor masih akan disiapkan ketiga pihak. "Pertamina sudah bisa berinvestasi untuk pemboran," ungkap dia. Sebelumnya Pertamina siap mengebor 19 sumur tahun ini dengan investasi sekitar US$ 1,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News