Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Total E&P Indonesie pada Maret 2017 akan melakukan persiapan untuk melakukan pengeboran atau drilling enam sumur di Blok Mahakam sebagai komitmen dalam kegiatannya pada tahun ini. Setelah itu, langsung dilanjutkan dengan pengelolaan 19 sumur yang didanai oleh investasi awal Pertamina.
General Manager Total E&P Indonesie, Arividya Novianto mengatakan, dalam masa transisi saat ini pihaknya akan fokus menekan decline produksi sesuai dengan kesepakatan bersama pemerintah serta Pertamina yang sudah berinvestasi di Mahakam pada masa transisi.
"Tentang transisi yang mau jalan dengan Pertamina itu, kita sudah mulai drilling segalanya. Bulan Maret, yang enam sumur, setelah itu kan 19 sumur dengan Pertamina," katanya usai melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (1/3).
Sejauh ini, Total E&P Indonesie masih belum memberikan kepastian terkait ajakan Pertamina untuk bisa berpartner dalam mengelola Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur. Padahal kontrak Total E&P Indonesie akan berakhir pada 31 Desember 2017 dan akan dilanjutkan oleh Pertamina.
"Itu masih belum, kan saya selalu sampaikan, kita prioritas transisi ini jalan lancar, baru kita masuk diskusi ke situ (pembahasan saham)," jelasnya.
Menurut Novianto, Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Mahakam masih menunjukkan itikad baik dengan membuka pintu untuk bisa membahas kelanjutan keikutsertaan Total E&P Indonesie di Blok Mahakam, bahkan hingga akhir tahun sebelum kontrak berakhir di Mahakam.
"Kita masih mengkaji, kan kita fokus di transisi dulu. Tidak ada target khusus kita akan lihat nanti, Pertamina tetap membuka diri untuk membahas ini hingga akhir tahun," jelasnya.
Dalam amandemen PSC kontrak blok Mahakam, Pertamina memang diberikan izin untuk bisa memberikan 30% hak pengelolaan kepada kontraktor lain baik baru atau pun kontraktor existing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News