Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membangun pabrik amoniak tampaknya bakal mulus. Pasalnya, perusahaan sudah mendapatkan suplai bahan bakar untuk pabrik tersebut.
Senin (21/1), Surya Esa melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama, telah meneken pokok-pokok perjanjian jual beli gas dengan joint operating body Pertamina Medco Tomori Sulawesi (JOBPMTS).
Sesuai perjanjian, JOBPMTS akan memasok gas alam sebanyak 55 million metric standard cubic feet per day (mmscfd) dari lapangan gas Senoro kepada Panca Amara sampai Desember 2027. Kedua pihak juga bersepakat merampungkan perjanjian penjualan gas pada kuartal I tahun ini.
Nantinya, harga jual gas akan dikaitkan dengan indeks harga amoniak. Pada Desember 2012, dengan harga amoniak US$ 720 per metrik ton, Panca Amara membeli gas seharga US$ 8,44 per million metric british thermal unit.
Rencananya, dengan adanya pasokan gas dari Blok Senoro itu, Panca Amara akan membangun pabrik amoniak di Luwuk, Sulawesi Tengah. Perusahaan berharap, pasokan gas pertama tiba pada kuartal I 2015 untuk kegiatan pre-commissioning. Adapun target produksi komersial pabrik pada kuartal III 2015.
Pabrik amoniak itu menempati lahan seluas 200 hektare (ha), namun hanya 25 ha yang digunakan untuk pabrik. "Kami sengaja menyisakan lahan untuk pengembangan tahap selanjutnya," jelas Sekretaris Perusahaan dan Kepala Hubungan Investor Surya Esa, Kanishk Laroya kepada KONTAN, Senin (21/1).
Kapasitas 700.000 MT
Pabrik tersebut direncanakan berkapasitas 700.000 metrik ton per tahun. Kanishk bilang, kapasitas produksi baru bisa mencapai maksimal di tahun kedua.
Hasil produksi amoniak itu akan diprioritaskan untuk pasar domestik. "Kebutuhan amonia sebagai bahan baku industri pupuk dan kimia dalam negeri sangat besar. Hingga saat ini belum ada rencana ekspor," ungkap Kanishk.
Pembangunan pabrik tersebut diperkirakan akan menelan biaya sebesar US$ 750 juta. Sebanyak US$ 250 juta akan diambil dari ekuitas, sementara sisanya ditambal dari pinjaman bank.
Di sisi lain, Surya Esa belum berencana mengerek kapasitas lini bisnis intinya, yaitu kilang liquefied petroleum gas (LPG) di Palembang, Sumatera Selatan. "Peningkatan kapasitas kilang baru akan dilakukan pada kuartal tiga 2014," ujar Kanishk. Nantinya, kapasitas kilang LPG tersebut akan bertambah 40% menjadi 160 metrik ton per hari. Investasi yang disiapkan senilai US$ 12 juta.
Asal tahu saja, Surya Esa merupakan perusahaan dengan bisnis utama di bidang pemurnian dan pengolahan gas bumi menjadi LPG dan kondensat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News