kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Essar tambah produksi baja di Indonesia


Rabu, 29 April 2015 / 10:34 WIB
Essar tambah produksi baja di Indonesia


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perusahaan baja asal India, PT Essar Indonesia berencana menambah kapasitas produksi pabrik di Indonesia. Rencana ekspansi ini dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan baja untuk otomotif, infrastruktur, dan produk konsumen.

Penambahan produksi akan dilakukan PT Essar Indonesia untuk produk baja cold rolled coil (CRC) atau baja canai dingin. "Fokus kami memperkuat pasar CRC. Dari baja jenis ini, kami bisa meningkatkan pasar kami di sektor otomotif dan industri lain," kata Dattatreya Tembhekar, Chief Executive Officer (CEO) Essar Indonesia yang dikutip KONTAN dari Business Standard, Sabtu (25/4) .

Saat ini, perusahaan ini memiliki kapasitas produksi CRC sebesar 200.000 ton per tahun. Dalam rencana, perusahaan ini akan menambah produksi CRC menjadi 225.000 ton per tahun. Namun sayang, perusahaan ini tidak membeberkan nilai investasi ekspansi ini.

Perusahaan ini hanya menyebutkan telah mendapatkan kredit US$ 10 juta untuk belanja modal. Untuk diketahui, saat ini perusahaan memiliki pabrik di Cikarang dengan kapasitas produksi keseluruhan 400.000 ton per tahun.

Dari total kapasitas produksi ini, termasuk di dalamnya produksi 200.000 ton baja jenis CRC dan sisanya produk galvanis dan baja ringan. Pada tahun fiskal 2014 yang berakhir Maret 2015, perusahaan ini mencatat pertumbuhan pendapatan 22%, tumbuh 22% dari periode yang sama tahun lalu. "Ekspansi kapasitas produksi mendongkrak kinerja kami," kata Tembhekar.

Soerjono, Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian menjelaskan, pihaknya mendorong pelaku industri baja India memperkuat bisnis di Indonesia terutama baja otomotif. "Delegasi bisnis India sudah datang ke kami, dan kami meminta mereka memproduksi baja otomotif," kata Soerjono, Selasa (28/4).

Ia bilang, impor banyak menyumbang defisit neraca perdagangan, termasuk impor mobil dari India. Soerjono berharap, industri otomotif India segera bikin pabrik mobil di Indonesia. "Kami sedang dorong mereka (industri otomotif) bikin pabrik disini," jelas Soerjono.

Jika pabrik mobil India hadir di Indonesia, secara tak langsung industri baja dan komponen India akan ikut menyusulnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×