CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Express klaim taksinya tidak dipakai merampok


Kamis, 04 Desember 2014 / 16:19 WIB
Express klaim taksinya tidak dipakai merampok
ILUSTRASI. Sederet Manfaat Buah Murbei.


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Terkait kasus perampokan di taksi putih pada Jumat (28/11/2014) dan Senin (1/12/2014) lalu, pihak Express membantah bahwa taksi tersebut berasal dari unitnya. Hal itu diperlihatkan dari pembuktian pelacakan taksi dengan menggunakan GPS, yang menunjukkan kedua taksi milik Express tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP) perampokan. 

Meski demikian, pihak Express menuturkan bahwa ada kemungkinan penggunaan deteksi GPS diubah atau dimanipulasi. Namun, untuk mengubah atau mengatur GPS, diperlukan keahlian tersendiri. Express juga menjamin pantauan dari GPS akan mudah sekali diketahui apabila ada perubahan sedikit pun. 

"Diubah bisa saja (posisi taksi dengan GPS). Tapi, kami selalu mengecek GPS dan semua aspek taksi sebelum diberangkatkan dan setelah kembali ke pul," kata Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali, Kamis (4/12/2014). 

Herwan kembali menjelaskan, pada kasus pertama pada hari Jumat, posisi taksi milik Express bernomor pintu DP 8015 berada di Jalan Benda, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sedangkan lokasi pelaku perampokan menaikkan penumpang ada di daerah Kuningan. 

Sama halnya pada perampokan pada hari Senin. Taksi Express DP 8012 tidak melalui jalur yang dilewati oleh perampok. 

"Kami juga telah mempertemukan sopir taksi kami dengan para korban dan korban mengaku mereka tidak menemui sopir taksi tersebut," tambah Herwan. 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyayangkan kejadian yang menyeret moda transportasi taksi tersebut. Menurut dia, perlu ada beberapa regulasi yang dievaluasi demi meningkatkan kenyamanan dan pelayanan penumpang. 

"Pak Gubernur sudah dorong kita tingkatkan pelayanan. Dengan ada kasus begini, masyarakat jadi takut. Mereka khawatir buat menggunakan transportasi umum. Nanti, kita akan evaluasi lagi," tutur Shafruhan. (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×