Reporter: Nurmayanti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris menilai, langkah PT British American Tobacco (BAT) mengakuisisi PT Bentoel Internasional Investama Tbk bisa menjadi peluang masuknya rokok kretek ke negara yang selama ini melakukan penolakan, seperti Amerika Serikat (AS).
”Jika Philips Morris bisa mengembangkan rokok kretek di negara itu, maka BAT akan mendorong pengembangan kretek di negara yang selama ini tidak bisa menerima. Sehingga, dua pemain
internasional, Philips Morris dan BAT akan membantu masuknya rokok kretek ke negara-negara itu,” kata Menperin Fahmi Idris, Senin (22/6).
Selain itu, langkah akuisisi ini juga terpicu kondisi industri rokok putih yang terus melorot sejak tahun 1999 hingga 2008. Nah, penurunan rokok putih inilah yang menuntut produsen rokok putih global untuk menerapkan strategi baru untuk bertahan. Maklum, rokok kretek diterima di negara-negara besar seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Malaysia, dan Singapura. “Rokok kretek merupakan salah satu jenis rokok tradisional yang makin diminati karena aroma dan komposisinya yang khas,” ujarnya.
Sekadar informasi, Indonesia menjadi pasar rokok terbesar kelima di dunia dengan total penjualan 250 miliar rokok per tahun. Bahkan, Indonesia masuk sebagai satu dari sepuluh besar pasar rokok dunia. Di Indonesia sendiri, pangsa pasar rokok kretek mencapai 93% dari pangsa pasar rokok nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News